Thursday, April 17, 2014

Buckminster Fuller

Tidak ada catatan prestasi di dunia saat ini yang lengkap tanpa menyertakan deskripsi dari Buckminster Fuller. Penemu kubah geodesik, yang namanya digunakan untuk sebuah keluarga molekul yang baru ditemukan, buckminsterfullerness (disingkat bola-bola bucky), pembuat peta Dymaxion, mobil Dymaxion, dan banyak inovasi-inovasi yang lain. Dia dikenal di seluruh dunia sebagai salah seorang pemikir utama dan penemu yang penuh visi di abad ke-20. Pada tahun 1968, jumlah benda-benda temuan yang berasal dari karya Fuller yang dipublikasikan mencapai lebih dari 2.100 buah per tahun.


Bagaimana Buckminster Fuller meraih sangat banyak dalam hidupnya?

Ini dimulasi dengan misinya, yang ia temukan pada suatu malam yang sepi. Setelah kematian anak perempuannya, Alexandra, yang berumur empat tahun karena sakit, kegagalan studinya di Harvard secar berganda, kehilangan perusahaannya, kehancuran keuangan, dan kelahiran anaknya yang kedua. Ia menemukan dirinya dalam suatu depresi yang mengarah pada bunuh diri, ia berdiri di awal sebuah masa depan yang gelap.

Sementara memandangi kegelapan Danau Michigan pada suatu malam yang sepi di tahun 1927, dia telah mencapai suatu krisis. "Mengapa saya seorang yang sama sekali gagal?" demikian tanyanya pada diri sendiri. Pilihannya adalah melompat bunuh diri atau berpikir, dan ia memilih untuk berpikir. Ia mulai membentuk misinya dalam hidup. Setelah melalui sebuah proses pemikiran yang intensif, ia menarik kesimpulan bahwa ia seorang diri tidak punya hak untuk mempertimbangkan nilai dirinya bagi dunia dan bahwa merupakan suatu keharusan untuk menyerahkan nasibnya pada hikmat tertinggi dari Tuhan. Dalam acuan catatan ini, ia menjelaskan penemuannya:

Saya beriman pada integritas dari hikmat intelektual yang senantiasa mendahului kita, yang boleh kita sebut "Tuhan",... Apakah saya lebih tahu atau apakah Tuhan yang lebih tahu mengenai apakah saya mempunyai nilai bagi integritas alam semesta?" Jawabannya adalah, "Anda tidak tahu dan tidak seorang pun tahu, tetapi iman yang Anda miliki dengan sendirinya menyatakan dari pengalaman, tak dapat dipungkiri memberikan pengenalan terhadap sebuah hikmat a priori (tak berburuk sangka) dari fakta keberadaan diri Anda."


*** Efvy in Refleksi Diri ***

No comments:

Post a Comment

Give Your Comments.