Wednesday, June 18, 2014

Pengangguran Dalam Islam

Pada zaman Rasulullah, ada sahabat yang selalu menyembunyikan tangannya dari pandangan Rasulullah saw. Menyaksikan perbuatan yang tidak biasa itu, Rasulullah pun merasa heran dan kemudian bertanya pada sahabatnya yang lain, "Kenapa ia selalu menyembunyikan tangannya?"

Sahabat yang beliau tanya menjawab, "Ia merasa malu kepadamu karena memiliki tangan yang kasar akibat pekerjaannya sebagai penebang kayu."
Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah segera meraih tangan si penebang kayu itu, lalu menciumnya seraya berucap, "Tangan seperti inilah yang tidak akan disentuh api neraka".

Ucapan beliau itu menunjukkan betapa Islam sangat menghargai kemandirian dan mencela perbuatan meminta-minta.

Pekerjaan mencari kayu bakar di hutan lebih baik nilainya di mata Allah daripada menganggur dan menjadi beban orang lain. Rasulullah sangat mengecam orang yang malas bekerja. Dalam sebuah hadits beliau pernah bersabda, "Yang sangat menakutkan atas umatku adalah banyak makan, lama tidur, serta malas bekerja. Pengangguran akan menjadikan seorang manusia keras hati" (HR. at-Tirmidzi)

Sebaliknya, Rasulullah saw. menganjurkan umat beliau untuk bekerja keras dan bersikap mandiri. Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah sangat mencintai hamba yang berkarya. Dan barang siapa bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti tengah berjuang di jalan Allah 'Azza wa Jalla" (HR. Ahmad)

Dan dalam hadits lain ditegaskan, "Tidaklah seseorang makan makanan yang lebih baik daripada hasil dari kerja tangannya sendiri" (HR. Bukhari)

Para nabi dan Rasul yang bertugas mengemban risalah agama juga seorang pekerja keras. Nabi Adam a.s. adalah seorang petani, Nabi Daud seorang pembuat baju besi dan tameng, Nabi Nuh berprofesi sebagai tukang kayu dan pembuat kapal, Nabi Musa adalah seorang pengembala, Nabi Idris seorang tukang jahit, dan Nabi Muhammad saw. seorang pedagang sekaligus pengembala yang handal.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Monday, June 16, 2014

Ujub

Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Tiga perkara yang bisa membuatmu hancur adalah: sikap kikir, mengikuti hawa nafsu dan sikap membanggakan diri ('ujub)." (HR. ath-Thabrani)

'Ujub adalah sikap kagum dan membanggakan diri sendiri. Merasa suatu keberhasilan merupakan hasil yang dicapai oleh ilmunya sendiri.

Imam al-Ghazali pernah mengatakan, "Sifat sombong dan 'ujub mampu menghapus segala bentuk keutamaan dan bisa merendahkan diri pemiliknya."

Sikap 'ujub adalah penyakit jiwa dan hati, yang seringkali menjangkiti orang-orang yang dikaruniai harta melimpah, jabatan bergengsi, tubuh sempurna, ilmu yang luas, gelar tinggi dan wajah yang rupawan. Siapa saja bisa terserang penyakit ini.

Sebanyak apapun sedekah kita, jika dilakukan dengan 'ujub, tidak ada nilainya di sisi Allah. Sesering apapun ibadah kita, akan sia-sia jika di dalam hati masih ada sejengkal ruang bagi sikap 'ujub. Semua yang telah dikaruniakan Allah kepada kita, baik itu jabatan, harta atau ilmu, adalah ujian dari sisi-Nya. Dan barangsiapa yang tetap rendah hati atas segala keutamaan yang dimiliki maupun di sisi Allah. Sebaliknya, bagi hamba yang bersikap 'ujub, kedudukannya akan dipandang rendah oleh manusia, apalagi oleh Allah Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman,
"Sembahlah Allah dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat serta tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil serta hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (an-Nisa': 36)


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Saturday, June 14, 2014

Kenapa begitu rapuhnya manusia dalam menghadapi tipu daya setan?

Sesungguhnya kerapuhan manusia dalam menghadapi tipu daya setan adalah lantaran kerapuhan keimanan mereka. Dan lemahnya keimanan mereka itu dikarenakan rendahnya tingkat pemahaman mereka tentang kebenaran sejati. Mereka berangggapan bahwa kebenaran sejati itu adalah apa-apa yang dianggap benar oleh banyak orang dan cukup mengimaninya saja tanpa perlu memahaminya.

Otak mereka yang terlalu banyak dijejali hal-hal yang bersifat materialistik, sehingga menjadikan mereka sulit menangkap kebenaran sejati. Jadi, kebenaran sejati yang mereka dapatkan akhirnya hanyalah kebenaran sejati semu. Di samping itu, ketika manusia sudah mendapatkan kebenaran sejati, mereka tidak memeliharanya secara maksimal dan tidak menjadikannya sebagai pandangan hidup, hanya sebatas mengakuinya. Sesungguhnya hati manusia itu sangat lentur.

Salah satu cara jitu yang digunakan setan adalah dengan meyakinkan dunia/manusia bahwa dia tidak pernah ada.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Tuesday, June 10, 2014

Have Faith Part 2

Melanjutkan posting saya mengenai have faith, kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai kisah para nabi yang mendapat perintah dari Allah.

  • Nabi Ibrahim tak pernah tahu anaknya akan digantikan dengan binatang sembelihan ketika Allah memerintahkan menyembelihnya. Meskipun demikian, beliau tetap melaksanakan perintah-Nya.
  • Nabi Musa tidak pernah tahu lautan akan terbelah ketika Allah memerintahkannya untuk memukulkan tongkat di tepi pantai. Namun, beliau tetap memukulkan tongkatnya.
  • Nabi Muhammad Saw. tidak pernah tahu bila Islam akan menyebar ke seluruh dunia dan orang-orang di jazirah Arab mengikuti ajarannya ketika Allah memberi perintah untuk berdakwah. Namun, beliau tetap melakukannya.


Lihatlah persamaan tiga kisah tersebut. Para nabi melaksanakan perintah Allah dan yakin Allah akan membalas setiap pengorbanan dan ketaatan saat melaksanakan perintah-Nya.



*** Efvy in Refleksi Diri ***

Sunday, June 8, 2014

Anda Hanya Belum Sukses

Untuk meraih kesuksesan, SABAR adalah sebuah kata yang paling laris digunakan. Karena memang kita dituntut untuk sabar dalam menempuh perjalanan menuju kesuksesan, kita harus sabar melewati semua prosesnya.

Terkadang kita terlalu memaksakan nafsu ingin kaya, ingin dikenal, ingin hidup mudah, tetapi tidak mau menikmati proses. Semua hal butuh proses. Nikmati proses itu dengan terus berusaha dan memperbaiki diri. Jangan pernah menyerah hanya karena kita tidak berhasil meraih kesuksesan yang kita inginkan.

Ingat, Anda tidak gagal. Anda hanya belum sukses.
GAGAL tidak sama dengan BELUM SUKSES

Ketika Anda gagal, semuanya berakhir. Tapi ketika Anda belum sukses, Anda akan terus berusaha sampai sukses.

Pantaslah jika kita mengatakan:
Sabar itu luar biasa
Sabar itu harum
Sabar itu manis, dan
Sabar itu indah

Kapan indahnya?
Ya, sabar aja.

Seperti pepatah mengatakan: "Semuanya akan indah pada waktunya".
Kalau tidak indah? Berarti itu belum waktunya.




*** Efvy Just For Fun ***


Monday, June 2, 2014

Have Faith

Terinspirasi dari doa sang katak. Di pagi yang indah, Tuhan mengajakku yang tidak berpengalaman bermain golf di sebuah padang yang sangat luas. Cuaca cerah tak berangin, sinar matahari silau menghalangi pandanganku. Setelah segalanya siap, Tuhan berkata, "Pukul bolanya, masukkan dalam 1 pukulan saja." Jawabku, "What???!!! Tuhan pasti bercanda, deh. Bahkan pemaian golf profesional pun belum tentu bisa dalam 1 pukulan." Tapi Tuhan hanya mengangguk, memberiku tanda untuk langsung memukul bolanya. Aku masih kebingungan, jangankan hole in one, bisa memukul bolanya saja sudah untung. Tuhan bergeming, Dia hanya tersenyum dan berkata, "Pukul saja."

Dengan hati pasrah, akhirnya kupukul bolanya sebaik kubisa. Seperti dugaanku, bola melesat jauh dari sasaran, ke arah semak-semak. "Apa kubilang?" pikirku. Tapi tiba-tiba... sebelum bola tersebut menyentuh tanah, muncul seekor kelinci dari balik semak, menangkap bola tersebut dengan moncongnya dan berlari melintasi lapangan. Ternyata kelinci tersebut sudah menjadi incara seekor elang lapar yang sedang menukik dan menangkap kelinci malang itu dengan cakarnya. Tak jauh dari situ ada seorang pemburu yang sudah cukup waktu mengincar elang tersebut dan langsung membidiknya. Doorrr! tembakan itu meleset. Si elang kaget dan si kelinci lolos dari cengkeramannya. Si kelinci terjatuh dan bola golf itu terlepas, menggelinding, dan masuk ke lubangnya.

Aku terdiam 1 juta bahasa, mataku stuck, tak bisa berkedip. Perlahan aku memutar badan memandang Tuhan. Dia tersenyum sambil berkata, "Apa Kubilang? Just Do It!".

Kisah sederhana yang mungkin Anda pikir tidak masuk akal. Tapi begitulah cara bekerja Tuhan, di luar logika manusia. Itulah mengapa hanya Tuhan yang selamanya Mahakuasa. Dibutuhkan iman besar untuk sukses. Sering kali prinsip kebenaran Tuhan tampak tidak masuk akal, seperti memberi disaat kekurangan, balas kebencian dengan kebaikan. Bukan kaya dulu baru berbagi, tapi berbagilah untuk menjadi kaya, dan sebagainya. Tapi, percayalah, kebenaran Tuhan tidak akan menyesatkan, hanya butuh iman untuk bisa mengalami kebaikan-Nya.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Sunday, June 1, 2014

Time is Running Out

Hidup itu singkat.
Tak tahu kapan kita akan berapa lama lagi waktu kita, kapan kesempatan akan hilang selamanya.
Jangan pernah menunda meraih impian dan selalu berusaha. Waktu ada satu-satunya hal yang tidak dapat dikendalikan. Tidak ada manajemen waktu, hanya ada manajemen diri. Kendalikan penuh diri kita, lawan segala perasaan negatif dan pesimis. Kebiasaan menunda akan segera menyadarkan kita pada saat kehabisan waktu, and one day you may realize that you leave this world without doing nothing.


*** Efvy in Refleksi Diri ***