Tuesday, December 12, 2017

Perubahan Kognitif, Afektif & Konatif

Perubahan Kognitif artinya terjadi perubahan pemahaman tentang sesuatu yang disampaikan. Perubahan yang terjadi lebih pada aspek pengetahuan, yaitu dari tidak tahu menjadi tahu atau dari tahu sekilas menjadi tahu sangat tahu. Perubahan afektif menyangkut pada perubahan sikap atau kecenderungan seseorang untuk berperilaku. Afektif juga terkait dengan keyakinan atau kepercayaan terhadap sesuatu. Jadi, setelah ada perubahan pemahaman maka diharapkan pandangan, penilaian, keyakinan ataupun kepercayaan terhadap sesuatu akan berubah. Selanjutnya, diharapkan akan terjadi perubahan konatif, yaitu perubahan dalam caranya berperilaku atau melakukan sesuatu sesuai dengan yang diharapkan komunikator. Dalam hal ini, ada suatu tindakan atau perilaku konkret yang nyata.

Contoh seorang tenaga sales yang menawarkan suatu produk merek A kepada customer yang selama ini menggunakan merek B. Karena sudah terbiasa dengan merek A, maka ia tahu kelebihan-kelebihan produk A dan ia yakin bahwa produk A adalah yang terbaik. Setelah menerima penjelasan dari tenaga sales tersebut, customer baru tahu bahwa ternyata produk B memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh produk A dan dapat menjawab kelemahan dari produk A (perubahan kognitif). Kalau selama ini ia berkeyakinan bahwa produk A adalah yang terbaik dan mengalahkan kualitas produk B, sekarang ia mulai memiliki pandangan yang berbeda tentang produk B. Sekarang ia menilai bahwa produk B adalah produk yang berkualitas dan memiliki keunggulan-keunggulan seperti yang ia harapkan (perubahan afektif). Akhirnya, ia melakukan pemesanan produk B (perubahan konatif).

*** Efvy just for sharing ***
Sumber: Johnson Alvonco. Practical Communication Skill

Tuesday, December 5, 2017

Sejauh Apa Toleransi Anda Terhadap Stres


Salah satu pemain utama dalam peningkatan stres adalah orang-orang yang kurang tidur. Kurang tidur mengakibatkan kecelakaan-kecelakaan, menurunkan produktivitas, dan membuat orang-orang bersungut-sungut. Jika Anda mengubah pola tidur Anda hanya dengan beberapa jam saja, mood Anda memburuk. Banyak orang tidak mengetahui bagaimana rasanya terjada penuh, seperti pada masa lampau, dan kembali ceria serta bersemangat sepert semula. Pada tahun 1800-an orang-orang tidur selama 9 ½ jam per hari. Pada 1980-an angkanya menjadi 7 ½ jam. Sekarang turun lagi menjadi 7 jam tidur. Tubuh kita tidak bisa ditipu

Anda tahu, kapan Anda mendapatkan tidur yang cukup ketika kepala Anda tidak terantuk-antuk saat menonton televisi, mengemudikan mobil, atau membutuhkan alarm untuk membangunkan Anda, atau tidur belakangan saat masa cuti Anda. Salah satu panduan yang bagus untuk tidur adalah dengan berusaha melewatkan waktu satu jam lebih lama di tempat tidur selama satu minggu. Jika Anda kembali lagi ke jam tidur semula, barangkali Anda akan memenuhi kebutuhan tidur Anda.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dr. Theresa Whiteside dari University of Pittsburgh Medical School, beban stress yang konstan memperlemah sistem imunitas Anda. orang-orang yang setiap hari dihinggapi stess dan mudah jengkel dalam penelitian “Hassles Index” itu mengalami kekacauan dalam aktivitas sel imunitas mereka (ini pertahanan pertama tubuh manusia), dan lebih sering menderita segala jenis penyakit. Orang-orang dengan aktivitas sel pembunuh yang rendah ini lebih  gampang marah dan kacau.

Akan tetapi, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Dr. Jonathan Brown dari University of Washington, Seattle, menunjukkan bahwa kebugaran fisik mampu melindungi orang-orang dari sebagian besar masalah kesehatan yang diakibatkan oleh stres. Ketika dihadapkan pada berbagai stres kehidupan, tidak ditemukan efek yang nyata pada para peserta yang mempunyai skor di atas setengah dalam ujian-ujian aerobik.

Bisa disimpulkan, bahwa olahraga bisa mengalihkan pikiran Anda dari stres dan memproduksi lebih banyak endorfin dalam tubuh Anda sehingga Anda merasa lebih nyaman. Ini tidak dicapai dari sofa.

Hidup yang enak, sehat, dan bebas stres dapat juga bergantung pada pikiran-pikiran yang bagus. Jika Anda dilahirkan sebagai seorang pesimis, yang selalu berpikiran negatif dan memandang segala sesuatu hitam, maka situasi ini memperburuk diri sendiri dan bisa meracuni Anda serta hubungan-hubungan Anda. Tidak seorang pun ingin seumur hidup lengket dengan sebuah kartun negatif.

Sebuah penelitian oleh Gregory Buchannan dari University of Pennsylvania mengungkapkan bahwa orang-orang yang termasuk 25 persen teratas sebagai orang-orang paling negatif dalam rentang waktu 10 tahunan mempunyai tingkat kematian tertinggi (26 dari 31 meninggal). Sebaliknya, hanya 10 dari 31 orang yang termasuk dalam kelompok paling optimistis meninggal.

Tujuannya di sini adalah menaikkan tingkat toleransi Anda terhadap stres untuk mengubah “sikap” Anda, membantu Anda mendapatkan keasyikan lebih besar, dan Anda mendapatkan hidup yang lebih baik. Khawatirlah hanya pada saat yang betul-betul perlu untuk khawatir. Sebagaimana dikatakan oleh Erma Bombeck, “Saya sudah mengangkat kegiatan khawatir sampai pada tingkat seni (jangan khawatir dulu).” Tekanan dan kecemasan Anda akan berkurang


*** Efvy just for sharing ***
Sumber: Captain Bob-Fire Up Your Communication Skill

Tuesday, November 21, 2017

Budak Hati

Di dalam diri kita terdapat tiga kekuatan inti yang bertentangan satu sama lain: tubuh, ego (atau jiwa yang lebih rendah), dan jiwa (yang lebih tinggi). Tubuh ingin keluar dari kehidupan melalui tidur, hiburan, dan selingan yang tak henti-hentinya; mengharapkan perhatian dan pengawasan; dan jiwa ingin melakukan sesuatu yang benar.

Melakukan sesuatu yang mudah dan menyenangkan adalah dorongan tubuh. terlalu memanjakan sifat dasar ini termasuk terlalu banyak makan atau terlalu banyak tidur menjadi seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dirasakannya. Dorongan ego dapat berkisar dari menjadi orang lain sebagai korban lelucon kita sampai membeli mobil yang tidak bisa kita bayar. Pada dasarnya, kita melakukan sesuatu sehingga kita tampak begitu di hadapan orang lain. Ketika kita dikendalikan ego, kita melakukan hal-hal yang memproyeksikan citra yang “benar”, dan kita menjadi termakan oleh kekuasaan dan gengsi, hal-hal yang oleh banyak orang dinilai sebagai tujuan itu sendiri, dan bukan sebagai sarana mencapai sesuatu yang lebih bermakna. Maka, pilihan kita tidak didasarkan pada sesuatu yang baik, tetapi lebih pada sesuatu yang membuat kita tampak baik. Jika kita melakukan ini, kita tidak akan mampu mengendalikan diri sendiri.

Akan tetapi, jika kita memilih untuk melakukan sesuatu yang benar, kita akan merasa senang dengan diri sendiri. Hanya jika kita mampu memilih secara bertanggung jawab—dan berbuat dengan penuh tanggung jawab—barulah kita mendapatkan penghormatan diri, dan sebagai imbalannya, harga diri. Beginilah caranya penghormatan diri dan kontrol diri jalin-menjalin. Orang yang tidak mampu menjaga “kontrol” diri dan apa yang benar-benar mereka inginkan tidak menunjukkan penghormatan diri, mereka menjadi seperti budak, baik terhadap masyarakat maupun terhadap dorongan hati mereka sendiri

*** Efvy just for sharing ***
Sumber: Kevin Hogan-Memberi Hadiah Harga Diri