Tuesday, November 21, 2017

Budak Hati

Di dalam diri kita terdapat tiga kekuatan inti yang bertentangan satu sama lain: tubuh, ego (atau jiwa yang lebih rendah), dan jiwa (yang lebih tinggi). Tubuh ingin keluar dari kehidupan melalui tidur, hiburan, dan selingan yang tak henti-hentinya; mengharapkan perhatian dan pengawasan; dan jiwa ingin melakukan sesuatu yang benar.

Melakukan sesuatu yang mudah dan menyenangkan adalah dorongan tubuh. terlalu memanjakan sifat dasar ini termasuk terlalu banyak makan atau terlalu banyak tidur menjadi seseorang melakukan atau tidak melakukan sesuatu berdasarkan apa yang dirasakannya. Dorongan ego dapat berkisar dari menjadi orang lain sebagai korban lelucon kita sampai membeli mobil yang tidak bisa kita bayar. Pada dasarnya, kita melakukan sesuatu sehingga kita tampak begitu di hadapan orang lain. Ketika kita dikendalikan ego, kita melakukan hal-hal yang memproyeksikan citra yang “benar”, dan kita menjadi termakan oleh kekuasaan dan gengsi, hal-hal yang oleh banyak orang dinilai sebagai tujuan itu sendiri, dan bukan sebagai sarana mencapai sesuatu yang lebih bermakna. Maka, pilihan kita tidak didasarkan pada sesuatu yang baik, tetapi lebih pada sesuatu yang membuat kita tampak baik. Jika kita melakukan ini, kita tidak akan mampu mengendalikan diri sendiri.

Akan tetapi, jika kita memilih untuk melakukan sesuatu yang benar, kita akan merasa senang dengan diri sendiri. Hanya jika kita mampu memilih secara bertanggung jawab—dan berbuat dengan penuh tanggung jawab—barulah kita mendapatkan penghormatan diri, dan sebagai imbalannya, harga diri. Beginilah caranya penghormatan diri dan kontrol diri jalin-menjalin. Orang yang tidak mampu menjaga “kontrol” diri dan apa yang benar-benar mereka inginkan tidak menunjukkan penghormatan diri, mereka menjadi seperti budak, baik terhadap masyarakat maupun terhadap dorongan hati mereka sendiri

*** Efvy just for sharing ***
Sumber: Kevin Hogan-Memberi Hadiah Harga Diri