Thursday, November 23, 2023

Thursday, October 12, 2023

Tuesday, October 10, 2023

Das es VS Das ich

Sigmun Freud menyebutkan bahwa kehidupan jiwa manusia terdiri dari das es dan das ich. Das es ialah naluri, nafsu, dorongan, kekuatan hidup, atau ketidaksadaran. Das es mempunyai prinsip mengejar kesenangan dan kepuasan sehingga dengan ketidaksadaran itulah, sering menjadikan manusia lupa akan kulitnya. Inilah sifat angkara yang ada dalam diri kita sebagai manusia.

Sementara itu, das ich ialah pribadi yang mempunyai kesadaran dan mengetahui keadaan luar dan situasi dirinya sendiri. Das ich adalah penjinak dan pengendali nafsu atau pengendali das es. Sehingga das ich diibaratkan sebagai joki yang harus mengendalikan das es maka lahirlah uber ich; suatu zat tertinggi dalam diri manusia, yang disebut norma sebagai pedoman atau sumber etika dan nilai-nilai moral baik dalam perbuatannya.

Sebab itu, sifat das es harus dikendalikan oleh manusia itu sendiri dengan memupuk dan mempertajam sifat das ich dalam dirinya. Sehingga mentalitas dan perilaku negatif bisa dikendalikan. Jika tak dilakukan, das es justru akan mewarnai kehidupan kita dan menggiring kita untuk berbuat nista


Monday, October 2, 2023

Rahasia tentang Orang

Peter Thiel dalam bukunya yang berjudul Zero to One mendefinisikan rahasia tentang orang sebagai sesuatu yang tidak diketahui tentang diri sendiri atau hal-hal yang disembunyikan orang karena tidak ingin orang lain mengetahuinya.

Pada kasus facebook pada dasarnya dibangun atas rahasia yang tidak menyenangkan tentang orang-orang yang ditemukan oleh Zuckerberg sewaktu masih kuliah di Harvard. Zurkerberg membangun website bagi teman-teman sesama mahasiswa dan diberi nama Facemash. Facemash menampilkan foto dua mahasiswa Harvard, lalu meminta mahasiswa-mahasiswa lain menilai siapa yang lebih menarik.

Website tersebut justru disambut dengan kemarahan oleh berbagai kelompok. Ada yang menyebutkan bahwa Zuckerberg “mengungkit sisi paling buruk” seseorang. Namun, sebelum pihak berwenang di Harvard menutup akses internet Zuckerberg—hanya beberapa jam setelah website tersebut diluncurkan—450 orang telah melihat website tersebut dan memberikan pilihan sebanyak 22 ribu kali pada gambar-gambar yang berbeda.

Zuckerberd mempelajari rahasia yang penting: orang bisa mengaku marah, mereka bisa mengumumkan bahwa sesuatu buruk, tetapi mereka tetap membuka situs itu. Satu hal lagi yang dia pelajari: terlepas dari semua klaim mereka tentang keseriusan, tanggung jawab, dan rasa hormat pada privasi orang lain, orang; bahkan mahasiswa Harvard, memiliki minat yang besar untuk mengevaluasi penampilan orang lain. Jumlah orang yang melihat dan memilih memberitahunya hal itu. Dan belakangan—karena Facemash terbukti terlalu mengundang perdebatan—dia memanfaatkan pengetahuan tentang betapa besar minat orang terhadap fakta-fakta permukaan tentang orang lain ini untuk mendirikan perusahaan paling sukses pada generasinya.

Netflix memetik pelajaran serupa: jangan mempercayai apa yang orang katakan kepada Anda; percayalah pada apa yang mereka lakukan. Semula perusahaan tersebut membolehkan pengguna membuat daftar urutan film yang ingin mereka tonton di hari-hari mendatang tapi belum bisa mereka tonton saat ini. Dengan cara ini, ketika mereka punya waktu lebih banyak, Netflix bisa mengingatkan mereka tentang film-film itu.

Kendati demikian, Netflix menyadari sesuatu yang ganjil dalam data mereka. Para pengguna mengisi daftar urutan dengan banyak film. Namun belakangan, ketika diingatkan tentang film-film di antrian itu, mereka malah jarang menontonnya.

Apa masalahnya? Tanyakan kepada pengguna apa film yang ingin mereka tonton dalam beberapa hari maka mereka akan mengisi daftar dengan film-film berselera tinggi, seperti dokumenter Perang Dunia II atau film asing yang serius. Namun, beberapa hari kemudian mereka ingin menonton film yang sama seperti yang biasanya ingin mereka tonton: komedi murahan atau film percintaan. Orang secara konsisten berbohong pada diri sendiri.

 

Dikutip dari: Everybody Lies ~ "Seth Stephens-Davidowitz"

Thursday, September 28, 2023

Thursday, September 7, 2023

Pentingnya Persahabatan

Quote dari film Harry Potter akan pentingnya Persahabatan

Thursday, August 31, 2023

Cara Menaklukkan Rasa Takut

Bagaimana mengalahkan rasa takut, tonton tips-nya dari video di bawah ini:

Thursday, August 24, 2023

Sunday, August 20, 2023

Incremental Thinking

Ellen Langer seorang psikolog Harvard bahayanya sesuatu bias yang akan menghalangi kita untuk berinovasi yang disebut sebagai incremental thinking yang berarti kecenderungan untuk melihat dalam jangka pendek, memilih tindakan yang mudah dan terjangkau, serta mengambil keputusan yang familiar ketimbang yang possible.

Incremental thinking ialah kebiasan berpikir untuk melakukan perbaikan, penambahan hal sederhana atau hanya perubahan kecil atas apa yang telah ada atau berhubungan dengan apa yang sudah dikenal atau dipahami.

Hal yang perlu diperhatikan, bahwa kita tidak menyadari keterbatasan persepsi kita, sehingga cenderung akan akammilih hal-hal yang sudah kita kenal ketimbang sesuatu yang baru dan tidak kita kenal, penuh ketidakpastian, dan berisiko dalam mengeksplorasi alternatif yang ada untuk menemukan kemungkinan dan peluang yang baru. Kita sering kali mengingkari potensi masa depan karena tidak kita kenal serta memiliki risiko yang tidak terukur.

Saturday, August 12, 2023

Perangkap Kesuksesan

Begitu banyak kasus terjadi, di mana organisasi yang pernah sukses bahkan terbaik di bidangnya menjadi korban disrupsi inovasi. Hal menarik lainnya, organisasi tersebut bukan dikarenakan mereka tidak kompetitif justru mereka terperangkap dalam kesuksesannya. Hal ini bisa terjadi menurut O’Connor & Peters (2018) disebabkan dua hal utama.

Yang pertama ialah core capabilities become core rigidities. Faktor kesuksesan ternyata menjadi salah satu penghalang banyak organisasi untuk berubah dan beradaptasi dengan perubahan, baik dari pesaing hingga perubahan kebutuhan pasar. Dengan dalih menjadikannya standar operational excellence maka eksplorasi, learning, dan eksperimentasi yang diperlukan untuk menghasilkan inovasi menjadi terhambat bahkan terlupakan. Core capability organisasi berubah menjadi belenggu berat yang mengikat organisasi untuk menciptakan inovasi baru.

Seperti halnya pada organisasi atau perusahaan Nokia, Kodak, Blackberry dan masih banyak merek besar lainnya. Bahkan sebuah negara seperti Venezuela dan Nauru ikut terperangkat dalam sukses ekonomi masa lalunya.

Penyebab kedua yang perlu diperhatikan, yakni faktor kepemimpinan, terutama di tingkatan strategis atau senior. Adanya tekanan evaluasi performa jangka pendek serta masa jabatan kepemimpinan senior yang terbatas, seolah-olah organisasi diarahkan untuk mempunyai kepemimpinan yang menghindari upaya inovasi. Hal ini dikarenakan jalan aman adalah hany melakukan perbaikan dan perubahan bertahap atas hal-hal yang sudah ‘dikenal’ dan memberikan hasil yang konkrit di depan mata secara langsung.

Pemimpin cenderung menghindari risiko kegagalan yang mungkin saja timbul atas upaya dalam membuat terobosan baru karena harus memasuki wilayah atau domian yang belum dikenal. Ditambah lagi dengan memasuki berbagai kolaborasi serta eksperiman yang dipenuhi dengan ketidakpastian.