Keadaan pikiran akan sangat mempengaruhi penafsiran dan pengertian kita tentang pengalaman apa saja yang sedang terjadi.
Untuk lebih mudah memahami hal ini, perhatikan dua contoh berikut:
Contoh 1
Anda baru saja mendapatkan hadiah atau bonus sebesar Rp 100.000.000,-.
Kondisi atau keadaan Anda saat ini dalam keadaan senang atau bahagia (suka cita).
Istri Anda berjalan memasuki pintu dan mengatakan kepada Anda bahwa mobil keluarga baru saja penyok -- biaya kerusakan senilai Rp 500.000,-
Bagaimana Anda menanggapi?
Kalau Anda seperti orang lain, Anda akan menanggapi, "Tidak apa-apa! Kita baru mendapatkan hadiah Rp 100.000.000,-"
Contoh 2
Anda baru saja mengalami hari yang paling mengesalkan di kantor. Setiap orang dalam suasana hati yang buruk karena berita akan adanya pemecatan. Anda pulang ke rumah setelah melalui kemacetan lalu lintas yang lama dalam jam sibuk.
Kondisi atau keadaan Anda saat ini dalam keadaan kesal atau frustasi.
Istri Anda berjalan memasuki pintu dan mengatakan kepada Anda bahwa
mobil keluarga baru saja penyok -- biaya kerusakan senilai Rp 500.000,-
Bagaimana Anda menanggapi?
Kalau Anda seperti orang lain, Anda akan menanggapi, "Apa?, Sekarang apa lagi yang akan tidak beres hari ini?"
Perhatikan bahwa peristiwa luarnya identik dalam kedua situasi. Walaupun demikian, perilaku individu berbeda secara dramatis. Alasan mengapa perilakunya berbeda adalah karena keadaan pikiran berbeda.
Bisa dikatakan: "Keadaan akan mempengaruhi perilaku".
Individu yang keadaan pikirannya SUKA CITA akan menerima dan membuat kode rangsangan yang masuk dengan cara yang berbeda kalau dibandingkan dengan individu yang keadaan pikirannya FRUSTASI. Dua penafsiran yang sangat berbeda datang dari rangsangan luar yang identik.
*** Efvy in Refleksi Diri ***
No comments:
Post a Comment
Give Your Comments.