Friday, December 26, 2014

Anda Mau Pilih Selai Yang Mana?

Sebuah riset yang dilakukan oleh Dr. Sheena Iyengar, profesor manajemen di Columbia University Business School, melakukan penelitian terhadap sekelompok orang yang hanya ditawari untuk membeli sebanyak enam sampel selai, sedangkan kelompok lain diberi 24 kelompok selai. Ternyata, kelompok yang hanya diberi enam jenis selai itu sepuluh kali lipat besar kemungkinannya untuk benar-benar membeli salah satu selai tersebut.
Mengapa?
Karena semakin banyak tersedia pilihan, semakin sulit memilih salah satu, sehingga akhirnya malah tidak memilih yang mana pun.

Itulah yang terjadi bila ada terlalu banyak hal yang harus kita lakukan. Kita tampak sibuk. Kita tampak bergerak ke sana kemari. Tapi pada kenyataannya, sangat sedikit yang bisa kita selesaikan.

Sering kali, bila ada terlalu banyak yang harus kita lakukan, kita malah jadi beku. Atau kita lantas bergerak dengan panik, berputar tanpa arah yang jelas. Karena ketika ada begitu banyak hal yang harus diperhatikan, kita tidak tahu harus mulai dari mana, sehingga akhirnya kita tidak memulainya.

Pada saat-saat seperti itu, kita membutuhkan suatu cara untuk mengurai kabut membingungkan itu. Kita perlu memecah tugas-tugas itu menjadi potongan-potongan dan mulai mendengarkannya.
Bagi kita yang pernah mendengar pertanyaan (pepatah): "Bagaimana cara memakan seekor gajah?"
Jawabannya adalah "memakannya sepotong demi sepotong". Bukan dalam sekali gigit sekaligus.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Friday, December 19, 2014

Rahasia Sukses Michael Jordan

Michael Jordan merupakan pemain bola basket terbaik dunia, dan dia punya pola pikir bertumbuh. Kebanyakan orang sukses juga punya pola pikir demikian. Di sekolah menengah, Jordan dikeluarkan dari tim bola basket. Tapi hal itu jelas tidak membuat dirinya kecil hati: "Sepanjang karierku, tembakanku sudah meleset lebih dari 9.000 kali. Aku sudah kalah dalam hampir 300 pertandingan. Sudah 26 kali aku dipercaya untuk melakukan tembakan pamungkas, dan ternyata aku meleset. Aku sudah bolak-balik mengalami kegagalan dalam hidupku. Dan itulah sebabnya aku sukses". Itulah petikan sebuah wawancara dengan Michael Jordan.

Anak-anak dengan pola pikir yang bersifat tidak berubah lebih cenderung memilih mengerjakan ulang sebuah soal yang mudah ketimbang mencoba yang lebih sulit. Para mahasiswa dengan pola pikir yang bersifat tidak bisa berubah cenderung tidak mau mempelajari bahasa baru.

Otot hanya tumbuh bila kita mengangkat beban yang lebih berat. Kita perlu menggunakan beban yang lebih menantang. 

Jika Anda punya pola pikir bertumbuh, Anda akan menggunakan kegagalan untuk meningkatkan diri. Jika Anda punya pola pikir bahwa segalanya bersifat tidak berubah, mungkin Anda memang tidak pernah gagal, tapi Anda juga tidak pernah belajar bertumbuh.


Kalau kita menganggap masalah/musibah sebagai cobaan, kita hanya akan bertahan. Namun jika kita menganggap masalah/musibah sebagai ujian maka kita akan naik kelas ketika lulus nantinya.



*** Efvy in Refleksi Diri ***

Monday, December 15, 2014

Jam Terbang

Bagi Anda yang pernah mengikuti seminar motivasi ataupun membaca buku-buku tentang meraih kesuksesan, ada 3 syarat yang paling utama dan umum, yaitu:
  1. Memiliki IMPIAN: Anda benar-benar ingin meraihnya
  2. OPTIMIS: Anda yakin bisa meraihnya
  3. Anda BERUSAHA meraihnya
Masalahnya, sebagian besar dan kebanyakan dari kita mengira bahwa yang kita butuhkan hanyalah nomor pertama dan nomor kedua. Namun, justru syarat yang nomor tiga lah yang paling penting. USAHA itulah yang paling kita perlukan untuk mewujudkan impian dan kesuksesan.

Dalam buku Outliers (Karya Malcom Gladwell) membahas riset yang dilakukan di Akademi Musik Berlin. Para periset membagi para mahasiswa biola menjadi tiga kategori: bintang, pemain biola, dan orang-orang yang akan menjadi guru tapi bukan pemain biola. Ternyata, alat peramal nomor satu yang akan memasukkan pebiola mana akan masuk kategori mana adalah jumlah jam bertaltih.

Mereka yang kelak akan menjadi guru telah berlatih selama empat ribu jam sepanjang hidup mereka. Pemain biola yang baik menghabiskan waktu delapan ribu jam. Dan mereka yang masuk kategori bintang? adalah setiap orang dari mereka yang telah berlatih sekurang-kurangnya selama sepuluh ribu jam.

Dan inilah bagian yang paling menentukan: Tidak seorang pebiola pun yang tidak berlatih selama minimal sepuluh ribu jam yang tidak menjadi bintang. Dengan kata lain, berlatih selama sepuluh ribu jam dapat menjamin Anda akan bisa menadi pebiola bintang. Menurut Gladwell, latihan selama sepuluh ribu jam merupakan angka ajaib agar Anda bisa menjadi yang terbaik dalam hal apa pun.



*** Efvy in Refleksi Diri ***

Wednesday, December 10, 2014

Pengaruh Emosi Terhadap Aksi

Amigdala adalah pusat respons emosional otak. Sehingga tatkala terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan di dunia luar, amigdala segera mengeluarkan suatu emosi.
Tapi, emosi yang murni, mentah dan apa adanya sama sekali bukan sumber pengambilan keputusan terbaik. Lantas bagaimana kita bisa melampaui emosi dan menjangkau pemikiran rasional?

Misalnya, ketika sedang terjadi keributan antara Anda dan seseorang, dalam orak Anda terjadi juga keributan antara Anda dan diri Anda sendiri. Dan pertempuran tanpa suara yang terjadi di korteks prafrontal Anda itulah yang berusaha menundukkan amigdala Anda.

Bayangkan saja amigdala itu sebagai makhluk kecil berwarna hitam di kepada Anda yang berkata, "Mending kita hajar saja orang itu!". Sebaliknya, bayangkan korteks prafrontal seperti semacam malaikat kecil yang berwarna putih yang berkata kepada Anda, "Hmmm... tampaknya tidak bagus kalau kamu teriak-teriak. Lagi pula dia tetangga kita."

Kuncinya adalah kendali kognitif atas amgidala itu oleh korteks prafrontal. Lalu, bagaimana kita bisa membantu korteks prafrontal kita agar bisa menang dalam pertarungan itu?

Caranya adalah, "Anda mengambil nafas sejenak, dan menunda tindakan Anda, berarti Anda memberi kesempatan kepada korteks prafrontal untuk mengendalikan respons emosional tersebut.

Mengapa nafas? "Memperlambat nafas Anda memberikan pengaruh menenangkan secara langsung terhadap otak Anda." Dan waktu yang dibutuhkan korteks prafrontal kita untuk mengatasi amigdala kita, Hanya satu atau dua detik."

Ambillah jeda sejenak. Ambillah beberapa nafas. Barulah kemudian bertindak.
Jeda sejenak akan membantu Anda dalam menentukan tindakan berikutnya yang lebih cerdas.

*** Just for sharing ***
Sumber: Buku 18 menit: GM

Friday, November 28, 2014

Orang Indonesia itu tidak tahu bagaimana menggunakan uangnya...

Prof. Sadono Sukirno, pakar ekonomi asal negeri Jiran, suatu ketika pernah mengatakan, "Orang Indonesia itu tidak tahu bagaimana menggunakan uangnya. Sebagai contoh kecil, seorang mahasiswa yang uang sakunya masih bergantung pada orang tua menggunakan telepon seluler dengan model terbaru, padahal masih banyak alternatif telepon seluler yang memiliki fungsi sama dan lebih murah. Jika telepon seluler hanya digunakan untuk SMS dan telepon, secara fungsi barangkali nyaris tidak ada bedanya antara telepon seluler berharga 400 ribu dengan 2 juta rupiah, bukan?"

Thursday, November 27, 2014

Waktu Sholat Dhuha, Satu Tombak ???

Mengingat waktu shalat dhuha dikaitkan dengan pergerakan matahari dan waktu kemunculan matahari juga berbeda secara geografis, maka penjelasan ’pukul berapa shalat dhuha mulai masuk’ akan beragam.
Pada intinya rentang waktu pelaksanaan shalat dhuha dimulai dari ketika matahari mulai naik tinggi hingga sesaat sebelum waktu zhuhur.

 
Dalam redaksi hadis, ketinggian matahari yang dimaksud ditentukan dengan ketinggian ”satu tombak” (qiid rumh). Dalam satuan unit modern, tinggi atau panjang ”satu tombak” yang dimaksud sama dengan ± 2,77 m.*

Secara astronomi, amatan mata telanjang di ketinggian 2,77 m sejajar dengan matahari menimbulkan perbedaan persepsi. Itu sebabnya mengapa tulisan-tulisan berkaitan -yang menjelaskan ketinggian ”satu tombak” secara astronomi- saling mengajukan nilai posisi matahari yang berbeda-beda. Di antaranya ada pakar yang mengatakan 3,5°, 4,5° dan 5° dari ufuk timur, di mana 1° (satu derajat) = 4 menit.

Dengan asumsi mengikuti pendapat 1 tombak = 3,5° maka waktu dhuha adalah 3,5 x 4 menit = 14 menit setelah matahari terbit (syuruuq). Namun karena perhitungan ini tidak bersifat pasti, hanya perkiraan semata maka sebaiknya ditambah (katakanlah) 2 menit sebagai waktu preventif yang fungsinya untuk memastikan, sehinggal total menjadi : 14 menit + 2 menit = 16 menit, terhitung sejak matahari terbit.

Dengan begitu waktu paling awal shalat dhuha atau waktu masuk shalat dhuha adalah :
Waktu syuruuq + 16 menit (asumsi ”setombak” = 3,5° + waktu preventif 2 menit) .


* 1 rumh = 12 syibr, 1 syibr = 12 ushbu’, 1 (lebar) ushbu’= 1, 925 cm
1
rumh = 12 x 12 x 1,925 = 277,2 cm = 2, 772 m.
- Pendapat lain : 1 rumh = 7 dziraa’ =  7
x 46,2 cm (dziraa’ umum) = 323,4 cm = 3,234 m.



Sumber: http://alpontren.com/index.php?page=bukutamu&next=61
Diubah sesuai keperluan
Untuk informasi sejenis menarik lainnya: https://www.facebook.com/note.php?note_id=294818870098 

Tuesday, November 18, 2014

Pria Satu Dinar dan Ayahnya

Diriwayatkan dari Thawus dari ayahnya yang berkata, "Seorang laki-laki yang memiliki empat orang putra pernah jatuh sakit maka salah seorang di antara mereka berkata, 'Apakah kalian mau merawatnya, tetapi kalian tidak akan mendapatkan warisan sedikit pun darinya, atau aku yang merawatnya dan tidak mendapatkan warisan sedikit pun darinya'. Mereka menjawab, 'Kamu saja yang merawatnya dan kamu tidak akan mendapatkan warisan sedikit pun darinya.' Dia pun merawatnya hingga sang ayah meninggal dunia, dan dia sendiri tidak mendapatkan warisan sedikit pun darinya.

Dalam tidurnya, dia bermimpi, ada orang yang berkata kepadanya, 'Datangilah tempat ini dan itu, lalu ambillah uang seratus dinar dari sana.' Dia bertanya, 'Apakah uang itu mengandung berkah?' Dikatakan kepadanya, 'Tidak ada.' Ketika pagi harinya dia menceritakan mimpinya itu kepada istrinya, sang istri berkata, 'Ambil saja, karena di antara keberkahannya adalah kita bisa memperoleh pakaian darinya dan hidup dengannya.'

Malam berikutnya, orang itu datang lagi dalam mimpinya seraya berkata, 'Datangilah tempat ini dan itu, lalu ambillah sepuluh dinar dari sana.' Namun, dia tetap bertanya, 'Apakah uang itu mengandung berkah?' Dikatakan kepadanya, 'Tidak ada.' Ketika pagi harinya, dia menceritakan lagi mimpinya itu kepada istrinya. Sang istri menganjurkan seperti sebelumnya. Akan tetapi dia enggan mengambilnya.

Pada malam ketiga, orang itu datang lagi dalam mimpinya seraya berkata, 'Datangilah ke tempat ini dan itu, lalu ambillah satu dinar darinya.' Dia tetap bertanya, 'Apakah uang itu mengandung berkah?' Dikatakan kepadanya, 'Ada.' Dia pun segera pergi dan mengambil uang satu dinar itu. Kemudian, dia langsung pergi ke pasar. Tiba-tiba dia berjumpa dengan seseorang yang membawa dua ekor ikan besar. Dia bertanya kepada orang iru, 'Berapa harga dua ekor ikan besar ini?' Orang itu menjawab, 'Satu dinar.' Maka dia membeli dua ekor ikan itu, lalu membawanya pulang ke rumahnya.

Ketika memotong-motong kedua ikan itu, dia menemukan di dalam perut setiap ikan itu sebuah mutiara yang tidak pernah dilihat oleh siapa pun sebelumnya. Saat itu, kebetulan Raja sedang mencari mutiara untuk dibelinya dan dia tidak menemukannya, kecuali milik orang itu. Orang itu pun menjualnya seharga tiga puluh wiqar emas. Ketika melihatnya, Raja berkata kepada bawahannya, 'Mutiara ini tidak cocok, kecuali bersama pasangannya. Carilah pasangannya kendati harganya dua kali lipat. Mereka datang lagi kepada orang itu dan bertanya, 'Apakah kamu masih memiliki pasangannya? Kami akan memberimu dua kali lipat dari apa yang telah kami berikan sebelumnya.' Dia menjawab 'Ya.' Dia pun memberikan mutiara kedua itu dengan harga dua kali lipat dari mutiara pertama."


*** Just to remind my own self ***
Sumber: Al-Mahasin wa Al-Masawi, hlm 548

Wednesday, November 5, 2014

Mari Mengenal Lemak




Lemak dapat digolongkan dalam 3 jenis yakni lemak jenuh, lemak tidak jenuh, dan lemak trans. Masing-masing memiliki struktur kimia dan bentuk yang berbeda.

Pada suhu kamar, lemak jenuh dan lemak trans berbentuk padat seperti butter sedangkan lemak tidak jenuh biasanya berbentuk cair, contohnya minyak sayur.

Ketiga jenis lemak tersebut juga memiliki pengaruh yang berbeda pula pada kadar kolesterol pada tubuh. Sifat lemak jenuh dan lemak trans banyak membawa kolesterol LDL dalam darah yang mengakibatkan plak menempel pada saluran pembuluh darah yang akhirnya akan mengganggu sistem peredaran darah dan suplai oksigen dalam tubuh.

Ada dua jenis kolesterol: kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL). Kolesterol jahatlah yang perlu Anda awasi, sebab meningkatnya jenis kolesterol ini berkaitan dengan penyakit-penyakit serius seperti diabetes, disfungsi tiroid serta penyakit hati dan ginjal.

Karena itu, kedua jenis lemak tersebut sering disebut lemak jahat. Berbeda pada lemak tidak jenuh yang membawa lebih sedikit kolesterol dan lemak di dalam darah. Sekarang mari kita kenali masing-masing jenis lemak tersebut.

Jika kita bicara tentang lemak jenuh, lemak tak jenuh atau lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat), maka kita akan membahas tentang berapa atom hidrogen yang ada dalam sebuah molekul lemak atau minyak, dibandingkan dengan atom karbon. Sebuah molekul asam lemak adalah merupakan salah satu komponen lemak,dan semakin banyak hidrogen yang dimilikinya, semakin jenuh lemak tersebut.

Lemak Jenuh (saturated fat)
Lemak jenuh mudah dikenali dari bentuknya yang padat seperti lilin dan banyak ditemukan pada produk yang berasal dari hewan seperti daging merah, mentega, atau susu murni. Pada bahan nabati, lemak jenuh dapat ditemukan pada minyak kelapa dan minyak sawit.

Lemak jenuh memiliki sifat yang dapat menganggu tubuh yaitu dapat mengentalkan darah sehingga mudah lengket pada dinding pembuluh darah karena menggumpal yang tentu saja dapat mengganggu peredaran darah dalam tubuh.

Lemak jenuh juga mudah menempel pada dinding pembuluh darah dan dapat mengakibatkan pengerasan dinding pembuluh darah. Karena peredaran darah dan oksigen terganggu, penyakit lain seperti penyakit jantung, darah tinggi, dan stroke seringkali menyerang orang yang senang mengonsumsi makanan berlemak jenuh tinggi.

Lemak Tidak Jenuh (unsaturated fat)
Jenis lemak ini umumnya berwujud cair pada suhu ruangan, namun dapat berubah menjadi padat jika disimpan pada lemari pendingin. Banyak ditemukan pada bahan nabati seperti minyak sayur (minyak Zaitun, minyak bunga Matahari, minyak Wijen, minyak Kedelai, kacang-kacangan) dan Alpukat. Juga banyak ditemukan pada ikan-ikanan.

Lemak jenis ini dikenal sebagai lemak baik karena sifatnya yang baik dimana kandungan kolesterol LDL yang dimilikinya lebih sedikit dibandingkan yang terdapat dalam lemak jenuh.

Menurut para ahli lemak jenis ini dapat meningkatkan antibodi pada tubuh, menurunkan kolesterol LDL, dan menurunkan resiko serangan jantung.

Lemak tidak jenuh dapat dikategorikan dalam 2 jenis yakni lemak tidak jenuh tunggal (mono-unsaturated fatty acids) dan lemak tidak jenuh ganda (poly-unsaturated fatty acids).
Asam lemak tidak jenuh tunggal dapat ditemukan pada minyak Zaitun, minyak kacang, dan minyak Canola, Alpukat, dan sebagian besar kacang-kacangan. Sedangkan, asam lemak tidak jenuh ganda dapat ditemukan pada minyak Jagung, minyak biji bunga Matahari, dan minyak Kedelai.

Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan atom karbon rangkap yang mudah terurai dan bereaksi dengan senyawa lain, sampai mendapatkan komposisi yang stabil berupa asam lemak jenuh.
Semakin banyak jumlah ikatan rangkap itu (poly-unsaturated), semakin mudah bereaksi/berubah minyak tersebut. Minyak dengan asam lemak tak jenuh lebih baik langsung dikonsumsi tanpa diolah/dipanaskan dulu.

Apabila digunakan untuk memasak, bisa digunakan untuk masakan tumis karena pemanasan tidak berlangsung lama. Jika dipakai untuk menggoreng, asam lemak tak jenuh justru lebih mudah membentuk lemak trans yang berbahaya karena sifatnya yang mudah bereaksi. Selain itu, penggunaannya tidak boleh melebihi 4 gram sehari.

Lemak Trans
Lemak trans berasal dari lemak tidak jenuh yang mengalami proses pemadatan dengan teknik hidrogenisasi parsial yang menyebabkan perubahan konfigurasi ikatan kimia lemak itu.
Akibatnya, lemak tidak jenuh yang umumnya berbentuk cair, menjadi berbentuk padat dan lebih awet. Tujuan sebenarnya adalah untuk membantu minyak nabati yang bersifat tidak jenuh menjadi lebih stabil sehingga lebih tahan terhadap reaksi ketengikan dan tetap padat pada suhu ruangan.

Walaupun berasal dari lemak tidak jenuh yang bersifat baik, lemak trans ini berubah sifatnya karena proses hidrogenisasi tadi. Lemak jenis ini menjadi tidak berbeda dengan lemak jenuh karena sifatnya yang meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan kadar kolesterol HDL.

Produk dari lemak trans salah satunya berupa margarine yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Sumber lemak jenuh dan tidak jenuh

  • Pada umumnya, lemak jenuh terdapat dalam makanan seperti daging, susu, keju, krim, minyak kelapa, kelapa sawit, minyak sayur, dan cokelat. Konsumsi lemak jenuh terbukti meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.
  • Sementara, lemak tidak jenuh tunggal terdapat dalam kacang tanah, avocado, bekatul, dan kedelai. Lemak tidak jenuh ganda terdapat dalam biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan tertentu, dan ikan. Sedangkan, makanan seperti mentega dan keju mengandung asam lemak trans. Asam lemak trans juga berpengaruh buruk bagi kadar kolesterol darah, seperti halnya lemak jenuh.


Daftar Pustaka:
http://www.deherba.com/apa-saja-jenis-jenis-lemak.html
https://www.hellodoctor.co.id/apa-saja-jenis-jenis-lemak/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lemak_makanan
http://artikeltentangkesehatan.com/mengenal-jenis-jenis-lemak.html

Sunday, October 12, 2014

Suatu Hari Nanti......

Saya ingin bertanya kepada Anda yang kebetulan menemukan dan membaca post saya dalam blog yang ini.
"Kapan waktu terbaik untuk menanam pohon durian?"
Apapun jawaban Anda: jawaban yang paling benar:
"Waktu terbaik untuk menanam pohon durian adalah 10 tahun yang lalu."
Ya, 10 tahun lalu.
Karena jika Anda menanamnya 10 tahun yang lalu maka hari ini hanya tinggal memetik buahnya saja.
Jika Anda tidak menanam pohon durian 10 tahun yang lalu, maka waktu terbaik kedua adalah HARI INI.

"Suatu hari nanti, saya akan....
"Tahun depan saya akan rajin menabung...
"Kalau gaji saya naik maka saya akan....
"Nanti, kalau sudah banyak waktu senggang, saya akan rajin olahraga...
"Kalau pekerjaan sudah berkurang, saya akan lebih banyak membaca...

Setiap dari kita memimpikan masa depan yang lebih baik dan lebih cerah.
Masalahnya kita tidak pernah mempersiapkan kehidupan kita sejak dari dahulu.
Sekarang tiba-tiba semuanya sudah berubah. Tiba-tiba kita sadar bahwa hidup kita kelihatannya sudah lewat separuh, tapi masih gini-gini juga. Waktu berjalan dengan sangat cepat.

Suatu hari nanti. Itulah cara alami manusia untuk mengatasi rasa bersalah tanpa harus menyesal atau mengubah tindakan kita. Hal itu sama seperti mengatakan, "Saya akan berhenti menunda-nunda, besok." Namun sama seperti besok, "Suatu hari nanti" tidak pernah tiba.
Tidak ada tanggal dalam kalender yang disebut "Suatu hari nanti". Itu hanya sebuah konsep waktu yang kabur, tidak berbentuk dan tidak jelas.

Pola pikir "suatu hari nanti" membuat kita terus menjalankan tindakan yang tidak produktif atau kontraproduktif dengan cara meyakinkan diri sendiri dengan memiliki niat baik untuk melakukan segalanya dengan lebih baik... nanti.
Karena pola pikir "suatu hari nanti" membuat kita menunda-nunda.
Jika kita ingin memulai menabung ya mulailah dari sekarang, bukan besok, tahun depan, apalagi suatu hari nanti.
Jika kita ingin membaca sebuah buku, bacalah sekarang. Karena pekerjaan Anda pun tidak akan pernah berkurang hingga suatu hari nanti.
Jika Anda ingin panen besok, mulai lah menanam hari ini.


Masa depan bukanlah "suatu hari nanti". Masa depan adalah sekarang.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Saturday, October 11, 2014

The Changing World

Dunia terus berubah namun kita mengharapkan dunia tetap seperti yang ada dalam benak kita sehingga kita tidak mengambil tindakan apapun.

Untuk mengubah orang lain dan juga diri kita sendiri, bagian yang sulit adalah membuat orang atau kita mau mengubah persepsi mereka. Karena sekali kita membentuk pendapat tertentu, kita menolak untuk mengubahnya.

Encyclopedia Britannica yang telah membangun bisnis waralaba selama dua ratus tahun dengan menjual buku-buku yang berat terbutakan matanya sehingga tidak melihat munculnya media digital, dan mungkin tidak akan pernah bisa bangkit kembali. Kodak pernah sangat sukses menjual film sejak tahun 1888 sehinga tidak dapat membayangkan betapa cepatnya terjadi perubahan dan betapa Kodak lantas begitu saja dianggap tidak relevan oleh para pesaing digital yang baru.





**** Efvy in Refleksi Diri ***

Saturday, September 20, 2014

Intervensi Diri - 2

Sering kita merasa atau mempunyai perasaan bahwa kita telah melakukan kesalahan tapi kita memaksakan diri begitu hebatnya sehingga rasanya sangat memalukan kalau harus mundur.


Banyak ketidakmampuan orang-orang untuk mengakui bahwa mereka telah melakukan kesalahan adalah hal yang menghancurkan sebuah hubungna mereka dan membuat ambruk sebuah bisnis maupun kehidupan profesional. Dalam banyak kasus kita mengatakan bahwa kita tidak ingin tampak lemah. Namun, justru butuh kekuatan karakter yang besar untuk mengakui kesalahan yang telah kita lakukan atau bahkan untuk mempertanyakan pandangan-pandangan sendiri. Dan jangan lupa, orang lain menganggap hal ini sebagai kekuatan.

Apabila anda sedang mengayuh sepeda dengan kencang maka untuk menghentikan kayuhan akan memakan waktu untuk pedal berhenti dengan pelan-pelan. Bagaimana kalau kita putar saja pedal itu ke arah yang berlawanan?

*** Efvy in Refleksi Diri ***

Friday, September 19, 2014

Mengintervensi Diri Sendiri

Waktu merupakan satu-satunya hal di dunia ini yang tidak dapat ditarik kembali ketika sudah hilang. Jika kehilangan uang, kita masih bisa mendapatkan lagi lebih banyak. Jika kehilangan sahabat, kita masih bisa membangun relasi baru lagi. Jika kehilangan pekerjaan, kita masih bisa cari lagi. Tapi, bila waktu yang telah hilang, waktu itu lenyap selamanya.

Menurut hukum gerak Newton yang pertama, sebuah benda akan tetap bergerak dengan kecepatan tetap sampai ada gaya-gaya luar yang memengaruhinya. Apa yang berlaku pada benda-benda juga berlaku pada manusia.

Entah kita tetap bergerak di sepanjang jalur yang tidak terlalu tepat tapi kita tidak berhasil melepaskan diri dari jalur itu, atau kita sendiri secara sengaja memilih jalur yang tepat tapi tetap saja kita tidak bisa masuk ke jalur itu.

Kalau kita menoleh kembali dan merasa puas tentang apa yang telah kita lakukan -- dalam waktu satu tahun, stau hari, satu momen--kita perlu menghancurkan pola-pola ini. Kita perlu menghentikan kelembaman kita, segala macam distraksi yang mengalihkan perhatian kita setiap hari, serta respons alamiah kita. Kita perlu mengintervensi hidup kita sendiri.



*** Efvy in Refleksi Diri ***

Wednesday, August 6, 2014

Why You Should To Be Rich?


Hadits Muslim 1715

حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ فِيمَا قُرِئَ عَلَيْهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ يَذْكُرُ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ عَنْ الْمَسْأَلَةِ الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَالْيَدُ الْعُلْيَا الْمُنْفِقَةُ وَالسُّفْلَى السَّائِلَةُ

Tangan yg di atas lebih baik daripada tangan yg dibawah. Tangan di atas adl tangan pemberi sementara tangan yg di bawah adl tangan peminta-minta. [HR. Muslim No.1715].
Hadits Muslim 1716

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ وَأَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ جَمِيعًا عَنْ يَحْيَى الْقَطَّانِ قَالَ ابْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ مُوسَى بْنَ طَلْحَةَ يُحَدِّثُ أَنَّ حَكِيمَ بْنَ حِزَامٍ حَدَّثَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَوْ خَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ

Sedekah yg paling utama atau paling baik adl sedekah yg diberikan ketika ia mampu. Dan tangan yg di atas adl lebih baik daripada tangan yg di bawah. Dan dahulukanlah pemberian itu kepada orang yg menjadi tanggunganmu. [HR. Muslim No.1716].
Hadits Muslim 1717

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَمْرٌو النَّاقِدُ قَالَا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ وَسَعِيدٍ عَنْ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ قَالَ سَأَلْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ سَأَلْتُهُ فَأَعْطَانِي ثُمَّ قَالَ إِنَّ هَذَا الْمَالَ خَضِرَةٌ حُلْوَةٌ فَمَنْ أَخَذَهُ بِطِيبِ نَفْسٍ بُورِكَ لَهُ فِيهِ وَمَنْ أَخَذَهُ بِإِشْرَافِ نَفْسٍ لَمْ يُبَارَكْ لَهُ فِيهِ وَكَانَ كَالَّذِي يَأْكُلُ وَلَا يَشْبَعُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى

Sesungguhnya harta ini adl lezat & manis. Maka siapa yg menerimanya dgn hati yg baik, niscaya ia akan mendapat berkahnya. Namun, siapa yg menerimanya dgn nafsu serakah, maka dia tak akan mendapat berkahnya, Dia akan seperti orang yg makan, namun tak pernah merasa kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. [HR. Muslim No.1717].
Hadits Muslim 1718

حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ وَعَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالُوا حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا شَدَّادٌ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أُمَامَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ أَنْ تَبْذُلَ الْفَضْلَ خَيْرٌ لَكَ وَأَنْ تُمْسِكَهُ شَرٌّ لَكَ وَلَا تُلَامُ عَلَى كَفَافٍ وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ وَالْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى

Wahai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu mensedekahkan kelebihan hartamu, itu lebih baik bagimu daripada kamu simpan, karena hal itu akan lebih berbahaya bagimu. Dan kamu tak akan dicela jika menyimpan sekedar untuk keperluan. Dahulukanlah memberi nafkah kepada orang yg menjadi tanggunganmu. Tangan yg di atas adl lebih baik, daripada tangan yg di bawah. [HR. Muslim No.1718].


Inti dari semua hadits di atas:

<اليد العليا خير من اليد السفلى> al-yadu al-‘ulyaa khayrun min al-yadi as-suflaa.

  • Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
  • Penggalan hadits di atas berderajat shahih.



MUKMIN YANG KUAT LEBIH BAIK DAN LEBIH DICINTAI OLEH ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْـمُؤْمِنُ الْقَـوِيُّ خَـيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَـى اللهِ مِنَ الْـمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِـيْ كُـلٍّ خَـيْـرٌ ، اِحْـرِصْ عَـلَـى مَا يَـنْـفَـعُـكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلَا تَـعْجَـزْ ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَـيْءٌ فَـلَا تَقُلْ: لَوْ أَنِـّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَـذَا ، وَلَـكِنْ قُلْ: قَـدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْـتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu , beliau berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allâh Azza wa Jalla daripada Mukmin yang lemah; dan pada keduanya ada kebaikan. Bersungguh-sungguhlah untuk mendapatkan apa yang bermanfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allâh (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali engkau merasa lemah. Apabila engkau tertimpa musibah, janganlah engkau berkata, Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini dan begitu, tetapi katakanlah, Ini telah ditakdirkan Allâh, dan Allâh berbuat apa saja yang Dia kehendaki, karena ucapan seandainya akan membuka (pintu) perbuatan syaitan.

TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2664); Ahmad (II/366, 370); Ibnu Mâjah (no. 79, 4168); an-Nasâ-i dalam Amalul Yaum wal Lailah (no. 626, 627); at-Thahawi dalam Syarh Musykilil Aatsâr (no. 259, 260, 262); Ibnu Abi Ashim dalam Kitab as-Sunnah (no. 356). Dishahihkan oleh Syaikh al-Bani rahimahullah dalam Hidâyatur Ruwât ila Takhrîji Ahâdîtsil Mashâbîh wal Misykât (no. 5228).

Maksud mukmin kuat dalam hadits di atas adalah kuat imannya, bukan semata kuat fisik atau materi. Karena kuatnya fisik dan materi akan membahayakan diri jika digunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Pada dasarnya, kuatnya fisik dan materi bukan sebagai pijakan mulia atau tercela. Hanya saja, jika keduanya digunakan untuk kemanfaatan di dunia dan akhirat, ia menjadi terpuji. Sebaliknya, jika digunakan untuk kemaksiatan terhadap Allah, ia menjadi tercela.



Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan (KAYA) itu LEBIH BAIK dari pada kamu meninggalkan mereka SERBA KEKURANGAN sehingga nantinya mereka meminta-minta kepada manusia.” [HR Bukhari]

Rasulullah saw bersabda,
“Sebaik-baik SEDEKAH adalah yang berasal dari orang KAYA yang berkecukupan.”
[Hadits Riwayat Bukhari]


Rasulullah Saw. Bersabda:
"Memberi pinjaman kepada saudara yang tengah membutuhkan itu nilai pahalanya dua kali lipat daripada pahala sedekah" (HR. at-Tirmidzi)




كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا وَ كَادَ الْحَسَدُ أَنْ يَسْبِقَ الْقَدَرَ

"Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi kekufuran dan hampir saja hasad mendahului takdir."

Hadits ini dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitab “Syu’abul Iman” (no. 6612),

Hadits ini adalah hadits yang lemah, karena dalam sanadnya ada Yazid bin Aban Ar-Raqasyi, dia dinyatakan lemah oleh para ulama Ahli hadits, seperti Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, an-Nasa-i, ad-Daraquthni1, adz-Dzahabi2 dan Ibnu Hajar al-‘Asqalani3.


*** Efvy-Just Sharing ***
كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا وَ كَادَ الْحَسَدُ أَنْ يَسْبِقَ الْقَدَرَ
"Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi kekufuran dan hampir saja hasad mendahului takdir." (Didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani dan lainnya)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/03/25/23721/kefakiran-mendekatkan-kepada-kekufuran/#sthash.uAdvcmBF.dpuf
كَادَ الْفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا وَ كَادَ الْحَسَدُ أَنْ يَسْبِقَ الْقَدَرَ
"Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi kekufuran dan hampir saja hasad mendahului takdir." (Didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani dan lainnya)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/03/25/23721/kefakiran-mendekatkan-kepada-kekufuran/#sthash.uAdvcmBF.dpuf

Monday, August 4, 2014

Kerja Keras

Allat Ta'ala berfirman,
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kalian di muka bumi. Dan carilah karunia Allah serta ingatlah Allah banyak-banyak, supaya kalian beruntung." (al-Jumu'ah: 10)

Melalui ayat di atas, Allah swt. memerintahkan kita untuk menjemput rezeki yang telah disediakan oleh-Nya demi keberlangsungan hidup di muka bumi ini. Rezeki, meski sudah ditetapkan pendistribusiannya oleh Allah, tidak akan data sendiri menghampiri kita tanda ada usaha untuk menjemputnya. Perintah untuk bertebaran di muka bumi mencari rezeki Allah membutuhkan usaha maksimal, kerja keras disertai ketekunan dan sikap tawakal kepada-Nya.

Ajaran Islam sangat menjunjung tinggi etos kerja. Bahkan di dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. menegaskan, "Sesungguhnya bekerja, mencari rezeki yang halal, merupakan kewajiban setelah ibadah-ibadah fardhu." (HR. Bukhari)

Apabila usaha mencari rezeki merupakan kewajiban seorang Muslim setelah ibadah fardhu, masihkah kita merasa menjadi Muslim yang baik bila dalam jiwa kita tersimpan sikap malas dan tidak mau berusaha? Selayaknya setelah ibadah fardhu ditunaikan, kita tempa diri kita dengan cucuran keringat karena bekerja keras. Hanya dengan cara inilah kita bisa bangga dan menunjukkan kalau kita benar-benar seorang Muslim sejati.

Kerjas keras untuk memenuhi kebutuhan hidup, selain menunjukkan jiwa serta kepribadian seorang Muslim yang luhur, juga merupakan salah satu cara untuk menghapus dosa-dosa kita. Sebagaimana Rasulullah saw. pernah bersabda,
"Barang siapa pada malam hari merasakan kelelahan karena kedua tangannya telah bekerja pada siang harinya, maka pada malam hari itu ia telah diampuni oleh Allah Ta'ala." (HR. Ahmad)

Dengan demikian menjadi jelas, bahwa tidak ada ruang bagi sikap malas dalam tuntunan ajaran Islam.


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Saturday, August 2, 2014

Rahasia di Balik Kemiskinan

Kemiskinan sering dipahami sebagai kekurangan harta yang membuat seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan pokoknya. Dalam bahasa Arab, kata 'miskin' ini berakar dari kata sakana, yaskunu, sukun, yang secara harfiah berarti 'diam, tidak bergerak'. Jadi miskin di sini menunjuk pada kondisi stagnan, tanpa perubahan aktivitas dan dinamika dalam hidup.

Kemiskinan harus segera ditanggulangi dan dicegah tumbuh. Dalam Islam, kemiskinan dipandang sebagai kondisi yang membahayakan, terutama bagi akidah. Maka, menghilangkan kemiskinan adalah fardhu kifayah hukumnya.

Untuk mencegah dan mengatasi kemiskinan, kita perlu memperhatikan minimal tiga perkara. Pertama, memahami dengan benar sikap dan pandangan Al-Qur'an tentang kemiskinan itu sendiri. Dalam Al-Qur'an, Allah justru memberi pujian pada hidup yang berkecukupan, dalam konteks pemberian aneka macam nikmat kepada Nabi Saw.

"Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan" (ad-Dhuha:8)

Kedua, melepaskan diri dari teologi jabbariyah, yang fatalistik. Sebagian kaum muslimin masih berpandangan bahwa kemiskinan adalah takdir yang tak dapat diubah. Ada lagi yang menganggap kemiskinan sebagai sesuatu yang mulia dan kondisi untuk mencapai derajat takwa. Pandangan seperti ini justru bertentangan dengan semangat pengentasan kemiskinan. Ketiga, membangun etos kerja yang kuat. Dalam Islam, kerja dinamakan amal, dan amal adalah ibadah yang berpahala. Iman menjadi fungsional dalam kehidupan hanya dengan amal.

Dalam konteks ini, Nabi saw. pernah berpesan, "Sekiranya salah seorang dari kalian mengambil tali, lalu membawa seikat kayu bakar di atas punggung dan menjuallnya, maka aktivitas itu lebih baik baginya daripada meminta-minta kepada orang lain, baik ia diberi atau ditolak" (HR. Bukhari)


*** Efvy in Refleksi Diri ***

Sumber: 99 Nasihat Penyelamat Hidup (Abu Jamal Ba'adillah)

Thursday, July 31, 2014

Lebih Baik Menjadi Muslim Miskin atau Kaya?

Sebelum membaca post ini, perlu saya sampaikan bahwa materi posting di bawah ini saya copy-paste dari link berikut: http://rumahfiqih.net/konsultasi/detail/1160692865/konsultasi/index.php?k=hadits
Saya melakukan copy-paste untuk keperluan pribadi saja, untuk menambah ilmu.


Assamu'alaikum wr. wb.
Saya ingin penjelasan dari Ustadz. Hadits-haditz di bawah ini, menurut pemahaman saya, literlek, muslim lebih baik menjadi seorang miskin dari seorang muslim yang kaya ilmu dan harta serta pemurah. Dan kalau saya tanya beberapa anak-anak masiswa mereka juga berpaham bahwa hadits-hadits di bawah ini juga sepaham dengan saya.
Sedangkan dua buah ayat di bawah;ALLAH memerintahkan umat Islam untuk memakmurkan bumi dengan mengolah atau mendirikan Industri-industri yang bisa membuat bahan-bahan baku (besi dan lain-lain) untuk kemasalahatan umat Islam dan untuk mempertahankan agama ALLAH dari serangan musuh-musuh.
Jadi jelas sekali makna hadits-hadits dan makna ayat-ayat ALLAh bertentangan bukan? Tidak mungkin bertentangan kalau hadits itu sahih. Jadi kalau bertentangan ulama-ulama sependapat bahwa hadits-hadits itu palsu.
Bagaimana pendapat, Ustadz? Terima kasih.
TIga buah hadits dibandingkan dengan 2 buah ayat-ayat ALLAH yang bertentangan maknanya.
(1) Rasulullah saw melihat bahwa di syurga itu kebanyakan orang orang miskin, sedangkan dalam neraka kebanyakan wanita-wanita. (HR Muslim-Bukhary)
(2) “Orang kaya susah masuk ke pintu syurga karena banyak pertanyaan-pertanyaan dan merangkak, sedangkan orang miskin segera masuk syurga karena tidak ada pertanyaan tentang harta. (HRTarmidzi)
(3). Rasulullah berdoa kepada Allah swt, ”Yaa Allah jadikanlah aku seorang miskin dan matikanlah aku dalam kemiskinan.” (HR Muslim)
(4). Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda, “Allahummaj ‘al-rizqa aali muhammadin quutaa” yang artinya “Yaa Allah, jadikanlah rizki keluarga Muhammad sekedar kebutuhan pokok.” (HR Imam Muslim)
Dua buah ayat-ayat ALLAH swt.:
1. Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)." (QS.11:61) artinya membangun kehidupan atau peradaban yang baik,benar dan Islami.
2. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi (perak, aluminium, minyak,atom dll) yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfa’at bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya ALLAH mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal ALLAH tidak dilihatnya. Sesungguhnya ALLAH Maha Kuat lagi Maha Perkasa.QS.57:25 (artinya umat Islam haruslah mendirikan industri,membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan pendidikan akhirnya memakmurkan umat Islam serta memperkuat pertahanan agama dan umat.)
Wassalamu'alaikum wr. wb.

Jawaban :

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Para ulama sejak dini telah mengenal istilah thariqatul jam'i, yaitu metode untuk menggabung dan mencari titik-titik kesesuaian antara dalil-dalil yang sekilas terasa bertentangan.
Fenomena dalil-dalil yang sekilas terasa bertentangan bukan hal yang asing lagi. Jangankah antara Al-Quran dengan Hadits, bahkan antara sesama ayat Al-Quran sendiri pun kalau dipahami dengan zahirnya saja, begitu banyak ketidak-sesuaiannya.
Mencari titik-titik persamaan dari dua dalil yang sekilas bertentangan bisa dengan berbagai cara, misalnya lewat nasikh mansukh, atau lewat dalil 'aam dan khaash, atau lewat cara-cara lainnya. Pembahasan masalah ini akan lebih tuntas manakala kita mendalami ilmu ushul fiqih. Dan alhamdulillah, para ulama syariah selalu dibekali dengan ilmu yang satu ini, sehingga tidak mungkin muncul kerancuan dalam menarik kesimpulan hukum dalam syariat.
Mestinya para ulama hadits (muhadditsin) juga dibekali dengan ilmu ushul fiqih juga, sebab kalau sekedar meneliti keshahihan suatu hadits, tanpa dibekali dengan metodologi istimbath hukum yang mantap, hasilnya masih sangat mentah. Peran para muhaddits yang tidak menguasai ilmu ushul fiqih jadi sangat terbatas, yaitu mengeluarkan hasil penelitian derajat keshahihan suatu sanad saja. Tetapi tidak bisa sampai kepada kesimpulan akhir dalam masalah hukum seperti wajib, sunnah, mubah, makruh dan haram.
Sedemikian pentingnya ilmu ushul fiqih ini, sehingga orang awam yang mencoba menelusuri sendiri dalil-dalil Quran dan sunnah dipastikan akan mengalami kebingungan sendiri nantinya. Tentu kita tidak ingin mengalami hal itu bukan?
Muslim Ideal: Yang Kaya atau Yang Miskin?
Kaya atau miskin bukanlah sebuah dosa yang harus dihindari. Ketika Allah SWT meluaskan rizqi seseorang, bukanlah sebuah jebakan untuk menyeretkan ke dalam neraka. Dan ketika Allah menyempitkan rizqi hamba-Nya, belum tentu menjadi jaminan atas surga-Nya.
Semua akan kembali kepada bagaimana menyikapinya. Rasa kurang tepat kalau dikatakan bahwa muslim ideal itu adalah yang miskin saja atau yang kaya saja. Yang ideal adalah yang miskin tapi bersabar dan yang kaya tapi banyak berinfaq serta syukur. Keduanya telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah dan para shahabatnya.
Abu Bakar as-shiddiq, Utsman bin Al-Affan, Abdurrahman bin Al-Auf radhiwallu anhum adalah tipe-tipe shahabat nabi yang diluaskan rezekinya oleh Allah. Bahkan Umar bin Al-Khattab pun pernah diberikan kekayaan yang luar biasa berlimpah. Dan yang paling kaya di antara semua itu adalah Rasulullah SAW sendiri.
Siapa bilang Rasulullah SAW itu miskin dan tidak punya penghasilan. Bahkan dibandingkan dengan saudagar terkaya di Madinah, pemasukan Rasulullah SAW jauh melebihi. Memangnya apa sih profesi Rasulullah SAW? Berdagang?
Tidak, beliau SAW bukan pedagang. Dahulu sewaktu belum diangkat menjadi nabi, memang beliau pernah menekuni profesi sebagai pedagang. Tapi profesi itu sudah tidak lagi beliau lakoni setelah itu, terutama setelah beliau diangkat jadi nabi.
Pemasukan beliau adalah dari ghanimah (harta rampasan perang), di mana oleh Allah SWT beliau diberikan hak istimewa atas setiap harta rampasan perang. Bila suatu kota atau negeri ditaklukkan oleh kaum muslimin, maka beliau punya hak 20% dari pampasan perang. Hak ini menjadikan Rasulullah SAW sebagai orang dengan penghasilan terbesar di Madinah. Rampasan perang itu bukan harta yang sedikit, sebab terkait dengan semua aset-aset yang ada di negeri yang ditaklukkan.
Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Anfal: 41)
Namun semua hak yang beliau terima itu tidak menjadikan beliau hidup di istana megah, atau mengoleksi semua baju termahal dunia, atau makan makanan terlezat di dunia. Semua tidak terjadi pada beliau, sebab semua harta yang beliau dapatkan hanya beliau kembalikan lagi buat para fakir miskin dan orang-orang tak punya yang membutuhkan.
Kehidupan pribadi beliau sendiri terlalu bersahaja, tidur hanya beralas tikar kasar yang kalau beliau bangun, maka masih tersisa bekas cekatannya di kulit beliau. Bahkan pernah 3 bulan dapur rumah beliau tidak mengepulkan asap.
Demikian juga shahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, apa sih yang beliau tidak punya dari harta kekayaan dunia. Beliau seorang saudagar besar yang kalau mau menumpuk kekayaan, tidak akan habis dimakan tujuh turunan. Tetapi seluruh harta yang beliau miliki diinfaqkan ke baitul muslimin. Ketika ditanya apa yang disisakan untuk anak dan isteri, beliau hanya menjawab bahwa untuk anak dan isteri adalah Allah SWT. Subhanallah!
Perilaku gemar infaq ini sampai membuat Umar bin Al-Khattab ra iri dengan Abu Bakar. Beliau baru mampu menginfaqkan 50% dari total hartanya saja. Bahkan pernah beliau mendapatkan hak eksklusif atas perkebunan kurma di Khaibar. Kalau dinilai nominal, maka hak itu akan membuatnya sangat kayaraya dan bisa membangun istana termegah di muka bumi dengan biaya pribadi, tetapi beliau justru mewakafkannya di jalan Allah. Padahal perkebunan kurma itu selalu menghasilkan panen tiap tahun sepanjang masa.
Belum lagi Utsman bin Al-Affan ra. yang kemaruk untuk bershadaqah, tidak boleh melihat orang sudah, kepinginnya langsung membantu dengan hartanya yang sangat berlimpah.
Pendeknya, Islam sangat tidak mengharamkan kekayaan, bahkan nabi dan para shahabat boleh dibilang termasuk jajaran milyarder dengan usaha dan jerih payah mereka, tetapi yang menarik kita kaji adalah sikap mereka setelah menjadi milyarder itu sendiri. Tidak ada keinginan untuk bermewah-mewah, apalagi pamer kekayaan. Justru semuanya malah dinafkahkan ke baitul-mal muslimin.
Barangkali inilah yang sulit kita contoh di masa sekarang. Untuk sekedar jadi kaya, bikin usaha, punya beberapa perusahaan multi nasional, mungkin kita bisa mencapainya. Tetapi bisakah kita tetap berada di jalan para shahabat itu ketika kekayaan sudah di tangan?
Tentu ceritanya akan lain bila kita sendiri yang mengalaminya. Sehingga banyak orang yang terjebak dengan situasi ini, lalu lebih memilih hidup miskin saja. Tentu ini masalah pilihan hidup dan selera masing-masing individu.
Yang penting, Islam sama sekali tidak mengharamkan umatnya jadi orang kaya, sebab nabi dan para shahabat pun banyak yang kaya. Tapi kalau tidak mampu jadi orang kaya, hidup jadi orang miskin saja pun tidak apa-apa. Tapi biar pun jadi orang miskin, jangan dikira masalah sudah selesai. Selamanyawa masih dikandung badan, selama itu pula ujian dan cobaan masih harus kita hadapi.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sunday, July 6, 2014

Hatim Al Asham

Syaqiq al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim al-Asham:
“Berapa lama kamu belajar kepadaku?”
Hatim menjawab: “Sudah sejak 33 tahun…”
Syaqiq bertanya lagi: “Apa yang kamu pelajari dariku selama itu?”
Hatim menjawab: “Ada delapan perkara…”
Syaqiq berkata: “Inna lillahi wa inna ilayhi raji’un. Aku habiskan umurku bersamamu selama itu, dan kamu tidak belajar kecuali delapan perkara?!”
Hatim menjawab: “Syaikh, aku tidak belajar selainnya. Sungguh aku tidak bohong…”
Syaqiq kemudian berkata lagi: “Coba jelaskan kepadaku apa yang sudah kamu pelajari…”

Hatim menjawab:
Pertama, saya memperhatikan manusia, dan saya lihat masing-masing mereka menyukai kekasihnya hingga ke kuburannya. Tapi ketika dia sudah sampai di kuburnya, kekasihnya justru berpaling darinya… Maka saya kemudian menjadikan amal kebaikan sebagai kekasih saya, yang apabila saya meninggal dan masuk ke liang kubur, dia akan ikut bersama saya…
Syaqiq berkata: “benar kamu Hatim. Sekarang apa yang kedua?”

Kedua, saya memperhatikan firman Allah Ta’ala:
 (Dan adapun orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).) [Surat an-Nazi'at (79): 40-41]
Maka saya ketahui bahwa firman Allah-lah yang benar. Karena itu saya meneguhkan diri saya dalam menolak hawa nafsu, hingga saya mampu menetapi ketaatan kepada Allah Ta’ala.

Ketiga, saya memperhatikan manusia, dan saya amati masing-masing memiliki sesuatu yang berharga, yang dia menjaganya agar barang tersebut tidak hilang. Kemudian saya membaca firman Allah Ta’ala:
 (Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah kekal) [Surat an-Nahl (16): 96]
Dari situ, apabila saya memiliki sesuatu yang berharga, maka segera saja saya serahkan kepada Allah, agar milikku terjaga bersamaNya tidak hilang.

Keempat, saya memperhatikan manusia dan saya ketahui masing-masing mereka membanggakan harta, kemuliaan leluhur, pangkat dan nasabnya. Kemudian saya membaca firman Allah Ta’ala:
 (Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian) [Surat al-Hujurat (49): 13]
Maka sayaberusahamenjadi orang yang bertakwa, hingga sayamenjadi mulia di sisi Allah Ta’ala.

Kelima, saya memperhatikan manusia, dan (saya tahu) mereka mencela dan mencaci antara satu dengan yang lainnya. Saya tahu masalah utamanya di sini adalah sifat iri hati. Maka saya kemudian membaca firman Allah Ta’ala:
 (Kami telah menentukan pembagian nafkah hidup di antara mereka dalam kehidupan dunia) [Surat az-Zukhruf (43): 32]
Maka saya kemudian menanggalkan sifat iri hati dan menghindar dari manusia semacam itu, karena saya tahu bahwa pembagian rizki itu benar-benar dari Allah Ta’ala, yang menjadikanku tidak patut memusuhi dan iri kepada orang lain.

Keenam, saya memperhatikan manusia, yang mereka saling menganiaya dan memerangi antara satu dengan yang lainnya. Kemudian saya melihat firman Allah Ta’ala:
 (Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagi kalian, maka anggaplah ia musuh (kalian).) [Surat Fatir (35): 6]
Maka kemudian saya menghindar dari memusuhi orang lain, dan sebaliknya saya berusaha fokus dan penuh waspada dalam menghadapi permusuhan syaitan.

Ketujuh, saya memperhatikan manusia, maka saya lihat masing-masing menghinakan diri mereka sendiri dalam mencari rizki. Bahkan ada di antara mereka yang berani menerjang hal-hal yang tidak halal. Saya kemudian melihat kepada firman Allah Ta’ala:
 (Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi ini melainkan Allah-lah yang menanggung rizkinya) [Surat Hud (11): 6]
Saya kemudian menyadari bahwa saya adalah salah satu dari binatang yang Allah telah menanggung rizkinya. Maka saya kemudian menyibukkan dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadaku, dan sebaliknya saya meninggalkan apa-apa yang tidak dibagikan kepadaku.

Kedelapan, saya memperhatikan manusia, dan saya lihat masing-masing mereka menyerahkan diri kepada makhluk lain , sebagian karena sawah ladangnya, sebagian karena perniagaannya, sebagian karena hasil karya produksinya, dan sebagian lain karena kesehatan badannya. Maka saya melihat kepada firman Allah Ta’ala:
 (Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Ia akan mencukupi (keperluan)-nya.) [Surat al-Thalaq (65): 3]
Maka saya kemudian menyerahkan diri dan mempercayakan semuanya kepada Allah Ta’ala, karena Dia akan mencukupi segala keperluanku.

Diterjemahkan dari Ihya Ulumuddin
Sumber: http://shoutussalam.com/2012/04/kisah-hatim-al-asham-bersama-gurunya/