Monday, July 24, 2023

Siapakah yang dikatakan pemimpin?

Maxwell mengatakan leadership is influence, nothing more nothing less. Kepemimpinan bukanlah posisi, tetapi kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Seseorang bisa saja menjabat sebagai atasan dalam organisasi tapi tidak mampu mempengaruhi bawahannya untuk mewujudkan kinerja, baik kinerja individu bawahannya maupun kinerja kolektif.

Bahkan ada seseorang yang subordinate, tanpa memiliki posisi struktural justru malah lebih didengarkan dan diikuti oleu subordinate lainnya. Jadi, tanpa kemampuan mempengaruhi seorang atasan hanyalah atasan belaka, bukanlah pemimpin.

Sayangnya, jika pemimpin hanya sebatas pada kemampuan untuk mempengaruhi atau ability to influence. Hal ini berarti apa bedanya dengan penipu yang juga memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Hal utama yang membedakan penipu dan pemimpin terletak pada concern. Penipu mempengaruhi orang lain tujuannya hanya untuk self-concern atau kepentingan dirinya sendiri. Sebaliknya kepentingan dari target atau orang lain tidak dipedulikannya.

Sementara itu, pemimpin adalah seseorang yang peduli pada orang lain serta memberdayakan orang lain, bukan memperdayakan orang lain. Seperti yang disampaikan Bill Gates:  leaders will be those who empower others.

Peter Drucker menjelaskan bahwa the only definition of leader is who has followers. Tanpa ada orang lain yang bersedia mengikuti maka seseorang bukanlah pemimpin.

Kalau sekedar dilihat dari ada tidaknya pengikut maka pelawak juga ada pengikutnya. Pelawak juga memiliki kepiawaian untuk mempengaruhi penonton atau pendengarnya supaya tertawa bahagia walaupun dia sendiri belum tentu dalam kondisi bahagia. Para penonton akan mengikuti apa yang disampaikan sang pelawak lalu tertawa bersama.

Apabila dilihat dari hal ini, pelawak hanya seseorang yang memiliki orientasi jangka pendek. Bagi pelawak, yang terpenting adalah penonton bisa tertawa dan bahagia saat dia berada di atas panggung saja. Selepas dia pergi, apakah penonton masih bahagia atau tidak bukan urusannya. Sedangkan seorang pemimpin tidaklah demikian. Pemimpin adalah seseorang yang berorientasi masa depan (memiliki visi). Saat ini, pengikutnya bisa tertawa sepuas hati, tetapi apa gunanya bila esok hari mereka menangis.

Seorang pemimpin berorientasi future bukan hanya current, yaitu memikirkan kondisi atau keadaan ideal yang akan dirasih bersama di masa depan. Hal ini sesuai dengan pemikiran Warren Bennis: leadership is a capacity to translate vision into action. Kepemimpinan menunjukkan kapabilitas seseorang untuk mengubah cita-cita bersama menjadi tindakan bersama.

Dapat ditarik benang merah bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan personal untuk mempengaruhi orang lain dengan dasar kepedulian terhadap orang tersebut untuk dapat mewujudkan tujuan di masa depan.

No comments:

Post a Comment

Give Your Comments.