- https://download.sysinternals.com/files/PSTools.zip
https://download.sysinternals.com/files/logonSessions.zip
https://accessdata.com/product-download
ttp://securityxploded.com/download-software.php?id=5951
http://www.nirsoft.net/utils/win_prefetch_view.html
http://www.volatilityfoundation.org/releases
https://belkasoft.com/get
http://www.softpedia.com/get/System/System-Info/RAMMap.shtml --> Link 1
http://www.majorgeeks.com/files/details/sysinternals_rammap.html --> Link 2
http://clipdiary.com/download.php
http://computerforensics.parsonage.co.uk/timelord/timelord.htm
http://ericzimmerman.github.io/Software/ShellBagsExplorer.zip
https://www.neuber.com/free/svchost-analyzer/deutsch.html
https://download.sysinternals.com/files/ProcessExplorer.zip
http://www.nirsoft.net/utils/userassist_view.html
http://www.nirsoft.net/utils/lastactivityview.zip
https://www.neuber.com/free/pctime/
https://www.nirsoft.net/utils/recent_files_view.html
http://www.softpedia.com/get/System/File-Management/FileAlyzer.shtml --> link 1
https://www.safer-networking.org/products/filealyzer/ --> link 2
http://www.softpedia.com/get/Programming/Packers-Crypters-Protectors/PEiD-updated.shtml --> PEiD link 1
https://sourceforge.net/projects/peidextsigedit/ --> PEiD link 2
http://www.mitec.cz/Downloads/WFA.zip
https://www.mythicsoft.com/agentransack/download/
http://www.digitalconfidence.com/Hidden-Data-Detector.html --> link 1
http://www.softpedia.com/get/Security/Security-Related/Hidden-Data-Detector.shtml --> link 2
http://www.ccleaner.com/recuva
http://www.sleuthkit.org/autopsy
https://www.nirsoft.net/utils/alternate_data_streams.html
https://www.grigsoft.com/wincmp3.htm
https://www.slavasoft.com/hashcalc/
http://code.google.com/p/thumbcache-viewer/
http://www.nirsoft.net/utils/usb_devices_view.html
http://www.orionforensics.com/w_en_page/USB_forensic_tracker.php
http://www.4discovery.com/our-tools/
http://www.nicknick.nl/main/en/forensicopy/
Saturday, March 31, 2018
Tools Windows Forensic
Halaman ini berisikan kumpulan link alamat download dari buku "Windows Forensic" yang diterbitkan oleh Elex Media:
Sunday, January 28, 2018
Siapakah diriku, dari manakah aku?
Suatu waktu ada seorang yang selalu bertanya-tanya kepada
setiap orang yang ditemuinya: “Siapakah diriku, dari manakah aku?’ Hanya saja kepada
siapa pun ia bertanya, selalu saja tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Bahkan
kebanyakan orang yang ia tanyai justru memalingkan wajahnya. Sebagian lagi
hanya mendengarkan tanpa berkata apa-apa. Ada juga yang berpura-pura mendengar akan
tetapi sama sekali tidak menjawabnya. Semua ini karena mereka menganggap jika
pertanyaan itu tidak berarti. Bahkan untuk sebagian orang menganggap kalau
pertanyaan itu tidaklah layak untuk didengarkan.
Akhirnya pada suatu hari, ia sampai ke sebuah desa di kaki
sebuah bukit. Dengan penuh harapan ia masuk ke dalam desa itu. Ia mengira kalau
saat itulah ia akan mendapatkan jawaban dari pertanyaannya. Hanya saja setiap
kali ia bertanya kepada penduduk di desa itu selalu saja mereka mengatakan: “Ada
baiknya engkau tanyakan pertanyaanmu ini kepada seorang alim yang tinggal
sendirian di lereng bukit. Dia mungkin bisa menjawab pertanyaanmu.”
Mendengar hal ini orang itu langsung pergi ke puncak bukit
untuk secepatnya mencari orang alim yang dimaksudkan. Benar apa yang dikatakan
oleh para penduduk kampung. Ia menemukan orang alim itu tinggal dalam sebuah
gubuk di puncak bukit. Setelah mendengarkan pertanyaannya, akhirnya orang alim
itu berkata: “Baiklah sekarang coba engkau berjalan mengitari pekarangan ini
sebanyak dua kali. Hanya saja aku berikan satu sendok makan penuh dengan air. Jangan
sampai engkau tumpahkan air itu. Setelah itu baru aku akan memberikan jawaban
dari pertanyaanmu itu.”
Mulailah orang itu berjalan pelan mengelilingi pekarangan
dengan kedua tangannya memegangi sendok berisi air penuh. Orang itu berjalan
dengan begitu hati-hati mengelilingi pekarangan seperti yang orang alim itu
sampaikan. Sampai pada akhirnya memang dia bisa menghadap kepada orang alim itu
tanpa setetes air tumpah dari sendok.
“Wahai alim! Sekarang saya sudah melakukan apa yang Anda perintahkan
dengan tanpa setetes air pun berkurang dari dalam sendok.”
“Baiklah. Sekarang jalanlah mengitari taman yang di samping
halaman itu. Terangkanlah tentang jenis tanaman berbunga yang ada di taman ini
dan hitunglah berapa jumlahnya. Orang itu berjalan mengelilingi taman. Sungguh betapa
indahnya taman bunga itu. Di sana ia menjumpai banyak tanaman berbunga yang sangat
indah dan belum pernah ia temukan sebelumnya. Bahkan di sana juga ada berbagai
macam burung, kupu-kupu, dan serangga. Belum lagi hamparan tanah pesawahan yang
menghijau membuat setiap orang yang memandangi merasa begitu terpesona. Semuanya
tersaji dengan begitu seimbang dan harmonis. Ia sama sekali tidak menyangka ada
pemandangan yang begitu indah pada saat berkeliling pertama kali. Iya, karena
saat itu ia hanya terpaku, berkonsentrasi menjaga agar air yang dalam sendok
yang dibawanya tidak tumpah.
Setelah berkeliling dan menyaksikan semua keindahan dalam
taman, orang itu kemudian kembali kepada sang alim untuk menerangkan apa yang
telah dilihatnya. Sang alim pun kemudian berkata;
“Demikianlah kehidupan. Kebanyakan orang hanya
terkonsentrasi untuk memerhatikan beberapa tetes air yang terkumpul dalam ujung
sendok kecil itu. Kita umat manusia menghabiskan nikmat umur yang sangat
berharga hanya untuk mengurusi hal-hal yang sebenarnya remeh, sama sekali tidak
berguna. Padahal inti dari kehidupan ini adalah untuk sadar diri, merenungi,
mengambil pelajaran, mengambil manfaat dari apa saja yang ada dalam kehidupan
ini. Dengan demikian yang terpenting bukanlah apa yang terjadi, melainkan
apakah hikmah di balik setiap kejadian, apakah hikmah di balik setiap
penciptaan.”
“Jika saja manusia mampu melihat dengan benar, maka semuanya
akan terlihat penuh dengan hikmah dalam pandangan matanya. Namun, sayangnya
kebanyakan manusia tidak menggunakan pandangannya dengan benar. Sehingga ia
tertipu oleh nafsunya, menyangka kalau dunia ini hanyalah sebatas seluas sendok
kecil. Maka perhatikanlah! Rahasia dari siapa dirimu terletak pada niat dan
cara pandang yang seperti ini.”
*** Efvy Z - Just for sharing ***
Thursday, January 25, 2018
Nasihat Seekor Burung
Pada suatu hari ada seorang yang tamak dan rakus sedang
menangkap seekor burung, dan terjadilah percakapan antara burung dan orang yang
menangkapnya.
“Mau engkau apakan diriku?” tanya sang burung.
“Tentu saja aku mau menyembelihmu untuk aku makan.” jawab pria
yang menangkap burung tersebut.
“Dagingku yang hanya secuil tidak akan mungkin bisa
membuatmu kenyang. Tidak pula bisa membuat deritamu terobati. Jika engkau mau
melepaskanku maka aku akan memberimu tiga nasihat yang akan sangat berguna.”
“Katakan nasihatnya. Nanti aku akan melepaskanmu.”
“Nasihat yang pertama akan aku katakan ketika aku masih engkau
genggam. Nasihat yang kedua akan aku katakan jika aku sudah terbang dan hinggap
di ranting pohon itu. Nasihat yang ketiga akan aku katakan ketika aku sudah
sampai di atas bukit itu.”
“Baiklah. Sekarang katakan nasihatmu yang pertama.”
“Janganlah engkau meratapi setiap hal yang sudah hilang dari
tanganmu.”
“Yang kedua?”
“Janganlah engkau percaya pada hal yang tidak mungkin
terjadi.”
“Yang ketiga?”
Saat burung itu sudah sampai ke atas bukit, ia berteriak
dengan sekeras-kerasnya;
“Betapa bodohnya engkau. Kenapa engkau lepaskan aku begitu
saja. Padahal di dalam tembolokku ada dua butir permata seberat lima puluh
gram. Jika saja engkau jadi menyembelihku, niscaya engkau akan mendapatkan
permata itu.”
Begitu mendengar kata ‘permata’, orang yang tamak itu
langsung mengaduh sejadi-jadinya, seraya berkata;
“Dasar licik sekali kamu. Sekarang katakan nasihat yang
ketiga!”
“Apalah gunanya aku katakan nasihat yang ketiga karena
nasihat yang baru aku katakan saja sudah engkau lupakan.”
“Katakan saja, siapa tahu aku tidak akan melupakannya.”
“Bukankah sudah aku katakan ‘janganlah engkau meratapi apa
yang sudah hilang dari genggamanmu!’ Lalu kenapa engkau masih juga sedih karena
telah melepaskanku. Bukankah juga sudah aku katakan ‘janganlah engkau percaya
dengan hal yang tidak mungkin terjadi.’ Lalu kenapa engkau masih juga percaya
kalau di dalam tembolokku ada lima puluh gram permata?”
“Tidak akankah kamu mengatakan nasihat yang ketiga?”
“Tidaklah ada gunanya memberi nasihat kepada orang dungu.
Apalagi sifat tamak telah membuatnya menjadi buta dan tuli. Karena itulah ia
terhalang dari melihat kebenaran.”
*** Efvy Just for sharing ***
Subscribe to:
Posts (Atom)