Saturday, March 31, 2018

Tools Windows Forensic

Halaman ini berisikan kumpulan link alamat download dari buku "Windows Forensic" yang diterbitkan oleh Elex Media:

  • https://download.sysinternals.com/files/PSTools.zip
    https://download.sysinternals.com/files/logonSessions.zip
    https://accessdata.com/product-download
    ttp://securityxploded.com/download-software.php?id=5951
    http://www.nirsoft.net/utils/win_prefetch_view.html
    http://www.volatilityfoundation.org/releases
    https://belkasoft.com/get
    http://www.softpedia.com/get/System/System-Info/RAMMap.shtml --> Link 1
    http://www.majorgeeks.com/files/details/sysinternals_rammap.html --> Link 2
    http://clipdiary.com/download.php
    http://computerforensics.parsonage.co.uk/timelord/timelord.htm
    http://ericzimmerman.github.io/Software/ShellBagsExplorer.zip
    https://www.neuber.com/free/svchost-analyzer/deutsch.html
    https://download.sysinternals.com/files/ProcessExplorer.zip
    http://www.nirsoft.net/utils/userassist_view.html
    http://www.nirsoft.net/utils/lastactivityview.zip
    https://www.neuber.com/free/pctime/
    https://www.nirsoft.net/utils/recent_files_view.html
    http://www.softpedia.com/get/System/File-Management/FileAlyzer.shtml --> link 1
    https://www.safer-networking.org/products/filealyzer/ --> link 2
    http://www.softpedia.com/get/Programming/Packers-Crypters-Protectors/PEiD-updated.shtml --> PEiD link 1
    https://sourceforge.net/projects/peidextsigedit/ --> PEiD link 2
    http://www.mitec.cz/Downloads/WFA.zip
    https://www.mythicsoft.com/agentransack/download/
    http://www.digitalconfidence.com/Hidden-Data-Detector.html --> link 1
    http://www.softpedia.com/get/Security/Security-Related/Hidden-Data-Detector.shtml --> link 2
    http://www.ccleaner.com/recuva
    http://www.sleuthkit.org/autopsy
    https://www.nirsoft.net/utils/alternate_data_streams.html
    https://www.grigsoft.com/wincmp3.htm
    https://www.slavasoft.com/hashcalc/
    http://code.google.com/p/thumbcache-viewer/
    http://www.nirsoft.net/utils/usb_devices_view.html
    http://www.orionforensics.com/w_en_page/USB_forensic_tracker.php
    http://www.4discovery.com/our-tools/
    http://www.nicknick.nl/main/en/forensicopy/

Sunday, January 28, 2018

Siapakah diriku, dari manakah aku?


Suatu waktu ada seorang yang selalu bertanya-tanya kepada setiap orang yang ditemuinya: “Siapakah diriku, dari manakah aku?’ Hanya saja kepada siapa pun ia bertanya, selalu saja tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan. Bahkan kebanyakan orang yang ia tanyai justru memalingkan wajahnya. Sebagian lagi hanya mendengarkan tanpa berkata apa-apa. Ada juga yang berpura-pura mendengar akan tetapi sama sekali tidak menjawabnya. Semua ini karena mereka menganggap jika pertanyaan itu tidak berarti. Bahkan untuk sebagian orang menganggap kalau pertanyaan itu tidaklah layak untuk didengarkan.

Akhirnya pada suatu hari, ia sampai ke sebuah desa di kaki sebuah bukit. Dengan penuh harapan ia masuk ke dalam desa itu. Ia mengira kalau saat itulah ia akan mendapatkan jawaban dari pertanyaannya. Hanya saja setiap kali ia bertanya kepada penduduk di desa itu selalu saja mereka mengatakan: “Ada baiknya engkau tanyakan pertanyaanmu ini kepada seorang alim yang tinggal sendirian di lereng bukit. Dia mungkin bisa menjawab pertanyaanmu.”

Mendengar hal ini orang itu langsung pergi ke puncak bukit untuk secepatnya mencari orang alim yang dimaksudkan. Benar apa yang dikatakan oleh para penduduk kampung. Ia menemukan orang alim itu tinggal dalam sebuah gubuk di puncak bukit. Setelah mendengarkan pertanyaannya, akhirnya orang alim itu berkata: “Baiklah sekarang coba engkau berjalan mengitari pekarangan ini sebanyak dua kali. Hanya saja aku berikan satu sendok makan penuh dengan air. Jangan sampai engkau tumpahkan air itu. Setelah itu baru aku akan memberikan jawaban dari pertanyaanmu itu.”

Mulailah orang itu berjalan pelan mengelilingi pekarangan dengan kedua tangannya memegangi sendok berisi air penuh. Orang itu berjalan dengan begitu hati-hati mengelilingi pekarangan seperti yang orang alim itu sampaikan. Sampai pada akhirnya memang dia bisa menghadap kepada orang alim itu tanpa setetes air tumpah dari sendok.

“Wahai alim! Sekarang saya sudah melakukan apa yang Anda perintahkan dengan tanpa setetes air pun berkurang dari dalam sendok.”

“Baiklah. Sekarang jalanlah mengitari taman yang di samping halaman itu. Terangkanlah tentang jenis tanaman berbunga yang ada di taman ini dan hitunglah berapa jumlahnya. Orang itu berjalan mengelilingi taman. Sungguh betapa indahnya taman bunga itu. Di sana ia menjumpai banyak tanaman berbunga yang sangat indah dan belum pernah ia temukan sebelumnya. Bahkan di sana juga ada berbagai macam burung, kupu-kupu, dan serangga. Belum lagi hamparan tanah pesawahan yang menghijau membuat setiap orang yang memandangi merasa begitu terpesona. Semuanya tersaji dengan begitu seimbang dan harmonis. Ia sama sekali tidak menyangka ada pemandangan yang begitu indah pada saat berkeliling pertama kali. Iya, karena saat itu ia hanya terpaku, berkonsentrasi menjaga agar air yang dalam sendok yang dibawanya tidak tumpah.

Setelah berkeliling dan menyaksikan semua keindahan dalam taman, orang itu kemudian kembali kepada sang alim untuk menerangkan apa yang telah dilihatnya. Sang alim pun kemudian berkata;

“Demikianlah kehidupan. Kebanyakan orang hanya terkonsentrasi untuk memerhatikan beberapa tetes air yang terkumpul dalam ujung sendok kecil itu. Kita umat manusia menghabiskan nikmat umur yang sangat berharga hanya untuk mengurusi hal-hal yang sebenarnya remeh, sama sekali tidak berguna. Padahal inti dari kehidupan ini adalah untuk sadar diri, merenungi, mengambil pelajaran, mengambil manfaat dari apa saja yang ada dalam kehidupan ini. Dengan demikian yang terpenting bukanlah apa yang terjadi, melainkan apakah hikmah di balik setiap kejadian, apakah hikmah di balik setiap penciptaan.”

“Jika saja manusia mampu melihat dengan benar, maka semuanya akan terlihat penuh dengan hikmah dalam pandangan matanya. Namun, sayangnya kebanyakan manusia tidak menggunakan pandangannya dengan benar. Sehingga ia tertipu oleh nafsunya, menyangka kalau dunia ini hanyalah sebatas seluas sendok kecil. Maka perhatikanlah! Rahasia dari siapa dirimu terletak pada niat dan cara pandang yang seperti ini.”

*** Efvy Z - Just for sharing ***

Thursday, January 25, 2018

Nasihat Seekor Burung

Pada suatu hari ada seorang yang tamak dan rakus sedang menangkap seekor burung, dan terjadilah percakapan antara burung dan orang yang menangkapnya.
“Mau engkau apakan diriku?” tanya sang burung.
“Tentu saja aku mau menyembelihmu untuk aku makan.” jawab pria yang menangkap burung tersebut.
“Dagingku yang hanya secuil tidak akan mungkin bisa membuatmu kenyang. Tidak pula bisa membuat deritamu terobati. Jika engkau mau melepaskanku maka aku akan memberimu tiga nasihat yang akan sangat berguna.”
“Katakan nasihatnya. Nanti aku akan melepaskanmu.”
“Nasihat yang pertama akan aku katakan ketika aku masih engkau genggam. Nasihat yang kedua akan aku katakan jika aku sudah terbang dan hinggap di ranting pohon itu. Nasihat yang ketiga akan aku katakan ketika aku sudah sampai di atas bukit itu.”
“Baiklah. Sekarang katakan nasihatmu yang pertama.”
“Janganlah engkau meratapi setiap hal yang sudah hilang dari tanganmu.”
“Yang kedua?”
“Janganlah engkau percaya pada hal yang tidak mungkin terjadi.”
“Yang ketiga?”
Saat burung itu sudah sampai ke atas bukit, ia berteriak dengan sekeras-kerasnya;
“Betapa bodohnya engkau. Kenapa engkau lepaskan aku begitu saja. Padahal di dalam tembolokku ada dua butir permata seberat lima puluh gram. Jika saja engkau jadi menyembelihku, niscaya engkau akan mendapatkan permata itu.”
Begitu mendengar kata ‘permata’, orang yang tamak itu langsung mengaduh sejadi-jadinya, seraya berkata;
“Dasar licik sekali kamu. Sekarang katakan nasihat yang ketiga!”
“Apalah gunanya aku katakan nasihat yang ketiga karena nasihat yang baru aku katakan saja sudah engkau lupakan.”
“Katakan saja, siapa tahu aku tidak akan melupakannya.”
“Bukankah sudah aku katakan ‘janganlah engkau meratapi apa yang sudah hilang dari genggamanmu!’ Lalu kenapa engkau masih juga sedih karena telah melepaskanku. Bukankah juga sudah aku katakan ‘janganlah engkau percaya dengan hal yang tidak mungkin terjadi.’ Lalu kenapa engkau masih juga percaya kalau di dalam tembolokku ada lima puluh gram permata?”
“Tidak akankah kamu mengatakan nasihat yang ketiga?”
“Tidaklah ada gunanya memberi nasihat kepada orang dungu. Apalagi sifat tamak telah membuatnya menjadi buta dan tuli. Karena itulah ia terhalang dari melihat kebenaran.”

*** Efvy Just for sharing ***