Pernahkah Anda mendengar orang tua Anda mengatakan "Nak, jangan main panas!", "Nak, jangan makan permen!", "Nak, jangan banyak makan es!".
Atau Anda pernah mendengar orang tua Anda berkata "Nak, yang rajin belajar!", "Nak, ayo bangun pagi!", "Nak, sarapan dulu!"
Kalau kita ibaratkan mendengar suara Tuhan, Dia akan berkata "Hai Fulan, jangan berbuat dosa!" atau "Hai Fulan, carilah pahala".
Kita, sebagai seorang anak kebanyakan sering tidak mengindahkan perkataan orang tua. Padahal orang tua tahu, bahkan sangat tahu efek dari apa yang kita kerjakan. Ketika kita tidak mau menuruti untuk tidak bermain panas-panasan di tengah hari, akibatnya kita menjadi demam. Dikala kita tetap saja makan permen, tiba-tiba gigi kita terasa sakit dan kita pun menangis sejadinya. Saat kita terus makan es, perut pun menjadi sakit atau bahkan batuk-batuk.
Sebagai seorang anak juga, entah masih anak-anak atau remaja. Kita sangat senang membantah perkataan orang tua. Tatkala kita malas belajar ketika disuruh rajin belajar, akibatnya nilai pelajaran di sekolah menjadi anjlok. Sewaktu kita enggan bangun pagi, terlambat pulalah kita ke sekolah. Waktu kita tidak mau sarapan, tiba-tiba perut sakit atau malah pingsan di jalan.
Begitulah bagaimana orang tua menegur atau mengingatkan kita. Sebagai anak, melanggar semua perkataan orang tua adalah sesuatu yang enak. Betapa asyiknya bermain di tengah panasnya matahari, betapa enaknya permen, dan betapa nikmatnya es yang kita makan. Alangkah enaknya bermain dari pada belajar, bukan main malasnya untuk bangun pagi, dan tidak ada nafsu kalau harus makan pagi.
Lihat pula apa efeknya bagi Anda. Semua akibatnya yang menanggung adalah diri Anda sendiri; bukan orang tua Anda. Sebagai seorang anak kita tidak tahu imbas dari tindakan yang kita kerjakan. Kita tetap saja melakukan apa saja dicegah atau melanggar apa yang diperintah.
Bilamana orang tua saja tahu keadaan anaknya serta dampak dari tindakan yang dilakukan anaknya. Apalagi Tuhan. Tuhan jauh lebih tahu keadaan hambanya.
Tuhan melarang kita berbuat dosa, Tuhan menyuruh kita mencari pahala.
Sama seperti anak kecil kita tidak tahu apa yang kita kerjakan, kita tidak tahu apa hasil yang akan kita dapatkan. Sehingga kita tetap saja berbuat dosa, terus saja malas mencari pahala.
Ketika Tuhan menyuruh kita jangan berbuat dosa, apapun itu. Atau meminta kita mencari pahala.
Untuk apa kita sholat?
Oke, imbalannya adalah pahala.
Berhubung kita hidup di dunia, untuk apa sih pahala? Kita tidak tahu efek langsung dari pahala tersebut. Sama seperti anak kecil yang makan permen, disaat dia makan permen belum terserang sakit gigi tetapi dua atau tiga hari kemudian barulah sakit gigi itu datang. Ketika sang anak rajin belajar dia tidak merasakan langsung hasilnya, tetapi ketika dia menerima rapor barulah dia mengerti pentingnya rajin belajar.
Saat ini kita hidup di dunia, tidak jauh beda seperti anak kecil. Kita tidak pernah tahu kapan pahala itu bermanfaat untuk kita. Dan kapan pula dosa itu akan menimpa kita. Kita tidak pernah tahu.
Namun, satu hal yang pasti, apa yang diperintahkan oleh Tuhan, pastilah itu sesuatu yang baik untuk diri kita.
Efvy in Refleksi Diri (It's just my humble opinion)
No comments:
Post a Comment
Give Your Comments.