Friday, January 24, 2014

Anda berguna sebagai apa?

Kita semua tahu bahwa tidak ada satu pun manusia yang sama di dunia ini. Pastinya ada tujuan tertentu mengapa Anda dilahirkan. Tidak ada satu pun di dunia ini yang tidak ada gunanya.

Daun menghasilkan oksigen, makanan bergizi, obat dan sampahnya menjadi humus.
Binatang berguna dagingnya, tulangnya ataupun susunya. Ayam misalnya, daging dan telornya untuk dimakan, bulunya bisa dijadikan kemoceng atau hiasan. Bahkan cacing pun berguna sebagai penyubur tanah, bahan kosmetik ataupun sebagai makanan bergizi.

Anda berguna sebagai apa?


Efvy in Refleksi Diri

Thursday, January 23, 2014

Penjual Batu & Pemakai Batu

Sebelum saya meneruskan post ini, saya ingin menyamakan persepsi kita terlebih dahulu. Apa itu penjual batu dan apa pula itu pemakai batu.
Penjual batu, saya rasa lebih mudah dipahami. Seseorang yang menjual batu.
Pemakai batu, sederhananya seseorang yang menggunakan batu. Misalnya seseorang memakai batu untuk membangun rumah, memakai batu untuk melempar hewan, memakai batu untuk mainan anak. Apapun itu, yang pasti batu itu dipakai untuk keperluan apa saja. Bisa dibilang user-nya.

Dalam post blog ini, batu yang saya maksud di sini adalah batu ajaib, yaitu batu yang bisa membuat Anda menjadi kaya.

Pernahkah Anda mengikuti sebuah seminar tentang motivasi, menjadi sukses, menjadi kaya dan sejenisnya? Bahkan ada seminar yang bernilai jutaan rupiah bagaimana cara menjadi kaya dan sebagainya. Alangkah luar biasanya seminar itu bisa membuat Anda kaya dalam sehari dua hari apalagi dengan biaya selangit.

Dalam seminar-seminar yang saya sebutkan tadi, sang pembicara akan membeberkan berbagai jurus, rumus, trik, teknik, metode, langkah dan berbagai cara untuk menjadi kaya. Dan tentunya pembicara tersebut adalah orang kaya. Ya, menjadi kaya itulah impian kita semua Jika saya ibaratkan semua materi menjadi kaya dan sukses itu adalah sebuah batu maka kita mendapatkan dua tipe pembicara.

Yang pertama adalah pembicara yang saya istilahkan sebagai penjual batu, dan yang kedua adalah pemakai batu.Ada pembicara yang kaya karena sudah menjual batu ajaib dan Anda membeli batu tersebut (ikut seminar dan sebagainya). Anda pun menginginkan batu ajaib itu supaya bisa menjadi kaya.Memang sang pembicara tersebut itu kaya, dia kaya hanya dengan menjual batu. Dia tidak menggunakan (memakai) batu tersebut untuk menjadi kaya. Pembicara tipe seperti inilah yang saya sebut sebagai penjual batu. Dia kaya karena menjual materi seminar dan ada banyak peserta. Pembicara yang hanya menjual batu, cuma mengambil batunya orang lain baik dari buku atau seminar lainnya. Lalu dibungkus ulang (repacking) untuk dijual.

Tipe yang lebih baik adalah pembicara yang pemakai (user) batu. Dia memberikan materi seminar berdasarkan pengalamannya, alias dia sudah pernah memakai dan menggunakan batu tersebut. Barulah dia menjual batunya dalam bentuk seminar. Dia memberikan langkah menjadi kaya, buka usaha, menjalankan bisnis, marketing, motivasi dan sebagainya. Semuanya sudah dia jalani, pernah dilakoni. Bahkan semasa memakai batu  itu, dia sempat menggigit atau memakan batunya sendiri karena kerasnya perjalanan hidup untuk menjadi orang seperti sekarang saat ini.


Jadi, ada pembicara yang tipe penjual batu dan ada pembicara yang tipe pemakai batu. Pembicara tipe kedua inilah yang susah dicari saat ini. Karena seminar motivasi dan sejenisnya pun sudah menjadi ladang bisnis tersendiri. Walaupun tidak ada salahnya menjadi kaya dengan cuma menjual batu.

Ada banyak orang yang bisa bercerita cara membuat bisnis sukses, padahal bisnis aja tidak punya. Bisnis aja baru jalan sebulan dua bulan. Lalu menjual batu ajaib yang akan bercerita cara membuat bisnis sukses.

Sebaliknya, seorang pebisnis yang sudah makan asam garam, pahit manisnya berusaha, lalu sukses. Kemudian dia membagikan kiatnya dalam seminar inilah dia pembicara pemakai batu. Anda perlu mengambil batu ajaib darinya.

So, selamat menggunakan batu Anda masing-masing.



Efvy in Refleksi Diri

Wednesday, January 22, 2014

Gunakan Kedua Mata Anda

Tuhan menciptakan mata manusia ada dua. Sudah pasti fungsinya untuk melihat, namun sering kita menggunakannya untuk melihat yang kasat mata saja. Ada banyak hal yang sebenarnya ada tapi tidak terlihat oleh kita. Coba saja, sekali-kali Anda keluar rumah memandang ke segala arah, ada banyak hal yang selama ini tidak terlihat karena kita kurang memperhatikannya.

Mata tidak hanya digunakan untuk memandang yang ada saja. Tapi juga untuk melihat kehidupan itu sendiri. Selama ini kita terbiasa melihat atau memandang dengan menggunakan satu mata saja (Bukan melihat dengan sebelah mata). Misalnya suatu waktu Anda berjalan di sebuah gang yang sempit, dan Anda terjatuh karena ada sebuah batu yang menghadang di depan Anda. Anda pun mengutuk batu tersebut. Lain waktu Anda berjalan di gang yang sama, dan ada anjing yang mencoba menggigit Anda. Kali ini Anda memungut batu yang pernah membuat Anda terjatuh tersebut untuk melempar sang anjing dan pergi meninggalkan Anda. Terserah pada Anda ingin tetap mengutuk pada batu tersebut atau malah sebaliknya mengucapkan terimakasih.

Kita terbiasa melihat sebuah kejadian berdasarkan hal yang terjadi pada saat itu saja. Ketika Anda mendapat kemalangan bukan berarti selamanya Anda akan terkena kemangalan. Oleh karena itulah kita perlu melihat dengan kedua mata kita. Lihatlah kehidupan dengan kedua mata Anda. Bukan hanya dengan sebelah mata. Sekali Anda lihat dengan mata kiri, lain waktu Anda lihat dengan mata kanan.

Mari kita lihat beberapa hal yang sering terjadi dalam hidup, dan coba ganti cara pandang Anda untuk melihat sesuatu:
  • Gagal --> Proses belajar untuk pematangan guna meraih sukses yang lebih tinggi
  • PHK --> Kesempatan untuk menjadi pengusaha atau mencari pekerjaan yang lebih cocok dan sukses
  • Tidak Lulus --> Kesempatan belajar untuk menjadi lebih baik dan berprestasi
  • Ditolak --> Kesempatan lebih memahami kebutuhan orang lain sehingga lebih bijak dan cerdas
  • Cinta ditolak --> Bukan pasangan yang tepat untuk saya. Akan ada jodoh yang lebih cocok dan pas
Ibu Theresa pernah mengatakan:
  • Bila engkau baik hati, bisa saja orang menuduh mu pamrih. Bagaimanapun tetaplah berbaik hati.
  • Bila engkau bersikap jujur maka mungkin saja akan ada orang lain yang menipumu. Bagaimanapun tetaplah bersifat jujur.
  • Kebaikan yang engkau lakukan hari ini mungkin saja besok sudah dilupakan orang. Bagaimanapun tetaplah berbuat baik.
  • Bila engkau sukses maka engkau akan mendapatkan beberapa teman palsu dan beberapa sahabat sejati. Bagaimanapun tetaplah menjadi orang sukses.
  • Bila engkau mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan mungkin saja orang lain menjadi iri. Bagaimanapun tetaplah berbahagia.
--> Jangan pernah dikarenakan ke-irian orang lain malah membuat Anda tidak bahagia atau kebahagiaan Anda menjadi hilang. Jangan sampai perbuatan baik yang telah Anda lakukan tidak diingat orang lalu besoknya Anda enggan berbuat baik lagi, tetaplah menjadi orang baik sampai kapanpun. Perbuatan yang dilakukan oleh orang lain itu adalah urusan mereka. Kebaikan, kejujuran, kesuksesan, dan kebahagiaan adalah milik Anda dan tetaplah memilikinya.



Efvy in Refleksi Diri

Sunday, January 19, 2014

Untuk Apa Kita Sholat

Pernahkah Anda mendengar orang tua Anda mengatakan "Nak, jangan main panas!", "Nak, jangan makan permen!", "Nak, jangan banyak makan es!".
Atau Anda pernah mendengar orang tua Anda berkata "Nak, yang rajin belajar!", "Nak, ayo bangun pagi!", "Nak, sarapan dulu!"

Kalau kita ibaratkan mendengar suara Tuhan, Dia akan berkata "Hai Fulan, jangan berbuat dosa!" atau "Hai Fulan, carilah pahala".

Kita, sebagai seorang anak kebanyakan sering tidak mengindahkan perkataan orang tua. Padahal orang tua tahu, bahkan sangat tahu efek dari apa yang kita kerjakan. Ketika kita tidak mau menuruti untuk tidak bermain panas-panasan di tengah hari, akibatnya kita menjadi demam. Dikala kita tetap saja makan permen, tiba-tiba gigi kita terasa sakit dan kita pun menangis sejadinya. Saat kita terus makan es, perut pun menjadi sakit atau bahkan batuk-batuk.

Sebagai seorang anak juga, entah masih anak-anak atau remaja. Kita sangat senang membantah perkataan orang tua. Tatkala kita malas belajar ketika disuruh rajin belajar, akibatnya nilai pelajaran di sekolah menjadi anjlok. Sewaktu kita enggan bangun pagi, terlambat pulalah kita ke sekolah. Waktu kita tidak mau sarapan, tiba-tiba perut sakit atau malah pingsan di jalan.

Begitulah bagaimana orang tua menegur atau mengingatkan kita. Sebagai anak, melanggar semua perkataan orang tua adalah sesuatu yang enak. Betapa asyiknya bermain di tengah panasnya matahari, betapa enaknya permen, dan betapa nikmatnya es yang kita makan. Alangkah enaknya bermain dari pada belajar, bukan main malasnya untuk bangun pagi, dan tidak ada nafsu kalau harus makan pagi.
Lihat pula apa efeknya bagi Anda. Semua akibatnya yang menanggung adalah diri Anda sendiri; bukan orang tua Anda. Sebagai seorang anak kita tidak tahu imbas dari tindakan yang kita kerjakan. Kita tetap saja melakukan apa saja dicegah atau melanggar apa yang diperintah.

Bilamana orang tua saja tahu keadaan anaknya serta dampak dari tindakan yang dilakukan anaknya. Apalagi Tuhan. Tuhan jauh lebih tahu keadaan hambanya.

Tuhan melarang kita berbuat dosa, Tuhan menyuruh kita mencari pahala.

Sama seperti anak kecil kita tidak tahu apa yang kita kerjakan, kita tidak tahu apa hasil yang akan kita dapatkan. Sehingga kita tetap saja berbuat dosa, terus saja malas mencari pahala.

Ketika Tuhan menyuruh kita jangan berbuat dosa, apapun itu. Atau meminta kita mencari pahala.
Untuk apa kita sholat?
Oke, imbalannya adalah pahala.


Berhubung kita hidup di dunia, untuk apa sih pahala? Kita tidak tahu efek langsung dari pahala tersebut. Sama seperti anak kecil yang makan permen, disaat dia makan permen belum terserang sakit gigi tetapi dua atau tiga hari kemudian barulah sakit gigi itu datang. Ketika sang anak rajin belajar dia tidak merasakan langsung hasilnya, tetapi ketika dia menerima rapor barulah dia mengerti pentingnya rajin belajar.

Saat ini kita hidup di dunia, tidak jauh beda seperti anak kecil. Kita tidak pernah tahu kapan pahala itu bermanfaat untuk kita. Dan kapan pula dosa itu akan menimpa kita. Kita tidak pernah tahu.
Namun, satu hal yang pasti, apa yang diperintahkan oleh Tuhan, pastilah itu sesuatu yang baik untuk diri kita.



Efvy in Refleksi Diri (It's just my humble opinion)

Thursday, January 16, 2014

Perbedaan WEP, WPA, dan WPA2

WEP
                     Menggunakan Algoritma RC4
                     CRC32 untuk integritas
                     Kunci bersifat statik
                     Umumnya Access Point, Wireless Adapter, dan Driver sudah support WEP
WPA (solusi sementara pengganti WEP)
                     PSK: Algoritma RC4 + Temporal Key (TKIP)
                     RADIUS: RC4 + Temporal Key (TKIP) + 802.1X + better ICV (MIC)
                     Umumnya Access Point atau Wireless Adapter sekarang juga sudah mendukungnya.
WPA2 (RSN 802.11i)
                     Algoritma enkripsi AES dan TKIP
                     Butuh hardware baru (hardware keluaran 2003-kini)

Tuesday, January 14, 2014

Gnothi Seauton

Kata ‘Gnothi Seauton’ diambil dari pepatah Yunani kuno yang bermakna ‘kenali dirimu sendiri’. 


Pembangunan gedung pencakar langit pasti dimulai dengan peletakan batu pertama. Sebuah perjalanan beribu-ribu mil pasti dimulai dengan langkah pertama. Begitu juga dengan perjalanan dalam hidup ini untuk meraih tujuan yang diidam-idamkan, juga dimulai dengan langkah pertama. Dan langkah pertama untuk meraih keberhasilan tersebut adalah mengenali diri sendiri.  


Efvy in Refleksi Diri