Biasanya sebagai manusia akan bersyukur ketika mendapatkan sesuatu, misalnya saat menerima hadiah, bonus, duit dan sebagainya.
Dalam agama, orang yang bersyukur itu akan diberi tambahan nikmat dari nikmat yang sudah ada atau akan diberi nikmat yang baru. Nikmat Tuhan itu banyak dan saking banyaknya itu sehingga tidak bisa dihitung. Tetapi, perlu dicatat bahwa nikmat Tuhan itu ada yang berbentuk potensi atau alat dan ada yang berbentuk hasil. Ada nikmat Tuhan yang langsung bisa dipakai (misalnya panca indera, kesehatan, alam, dll). Tetapi ada juga nikmat Tuhan yang harus digapai (misalnya prestasi, power, kedudukan, kehormatan, dan kekayaan, dll).
Sering kali kita mengucapkan syukur tatkala menerima sesuatu saja. Dan betapa sering kita lupa dengan apa yang melekat pada kita untuk kita syukuri. Sebagai contoh kecil, banyak dari kita jarang, bahkan hampir tidak pernah mengucapkan syukur akan nikmat kesehatan. Kita menganggap kesehatan bukanlah rezeki. Sekarang apa yang terjadi, tatkala nikmat sehat tersebut dicabut, berapa banyak biaya dan uang yang dikeluarkan untuk membelinya supaya kita sehat kembali.
Ternyata, bersyukur itu tidak hanya tatkala kita mendapatkan sesuatu. Tetapi juga dengan apa yang ada saat ini. Mari kita bersyukur setiap hari.
*** Efvy in Refleksi Diri ***
Monday, March 30, 2015
Friday, March 20, 2015
Membalik Teori Abraham Maslow
Konon, sebelum wafat, Abraham Maslow sempat menunjukkan penyesalannya. Teori
motivasi yang digagasnya itu mestinya perlu direvisi. Apanya yang perlu
direvisi? Menurut Danah Zohar dan Ian Marshall dalam bukunya Spiritual Capital,
Hirarki kebutuhan yang digagasnya mestinya perlu dibalik.
Seandainya itu benar-benar kejadian, maka yang paling bawah bukanlah kebutuhan fisik (fisiologis) melainkan aktualisasi-diri. Jadi, yang harus lebih dulu dijadikan sumber motivasi seseorang bukanlah kebutuhan perutnya, melainkan kebutuhan untuk berprestasi. Jika orang selalu berusaha untuk memuaskan dahaga berprestasinya, maka seluruh kebutuhan lain, secara otomatis akan terpenuhi sendiri. Buktinya, tidak ada orang yang prestasinya naik terus tetapi kelaparan, status sosial rendah, dan semisalnya. Yang sering terjadi adalah kebalikannya.
Maslow menyesal karena teorinya ini telah mengilhami banyak orang untuk menjdai tamak dan terus-terusan memikirkan kebutuhan fisiknya, kebutuhan hewaniyahnya. Banya, kita jumpai orang yang secara ekonomi (sangan, pangan, papan) sudah lebih dari cukup, tetapi malah semakin rakus, misalnya koruptor.
Di sisi lain, seperti yang kerap kita dengar, teori ini juga banyak “dimanfaatkan” oleh orang-orang malas untuk menjustifikasi kemalasannya dengan alasan kebutuhan fisik. Orang menjadi malas mengaktualisasikan potensinya atau bakatnya dengan menuding kemiskinan. Kemiskinan memang masalah, tetapi kalau orang tidak tergerak untuk menggunakan potensinya karena alasan miskin, ini lebih masalah lagi.
Hal ini pula yang menyebabkan kebanyakan karyawan hanya semangat kerja sewaktu awal-awal masuk saja. Karyawan baru itu pasti umumnya semangat karena kebutuhannya akan fisik, keamanan, dan harga diri (terbebas dari pengangguran) terpenuhi. Tapi begitu setahun berlalu, dinamika jiwanya menuntut perubahan baru, misalnya: ingin gaji lebih tinggi, ingin diperlakukan lebih istimewa, dan sebagainya.
Jadi, mari kita membalik teori Abraham Maslow maka semua kebutuhan kita yang dibawahnya akan terpenuhi secara otomatis
*** Efvy in Refleksi Diri ***
Seandainya itu benar-benar kejadian, maka yang paling bawah bukanlah kebutuhan fisik (fisiologis) melainkan aktualisasi-diri. Jadi, yang harus lebih dulu dijadikan sumber motivasi seseorang bukanlah kebutuhan perutnya, melainkan kebutuhan untuk berprestasi. Jika orang selalu berusaha untuk memuaskan dahaga berprestasinya, maka seluruh kebutuhan lain, secara otomatis akan terpenuhi sendiri. Buktinya, tidak ada orang yang prestasinya naik terus tetapi kelaparan, status sosial rendah, dan semisalnya. Yang sering terjadi adalah kebalikannya.
Maslow menyesal karena teorinya ini telah mengilhami banyak orang untuk menjdai tamak dan terus-terusan memikirkan kebutuhan fisiknya, kebutuhan hewaniyahnya. Banya, kita jumpai orang yang secara ekonomi (sangan, pangan, papan) sudah lebih dari cukup, tetapi malah semakin rakus, misalnya koruptor.
Di sisi lain, seperti yang kerap kita dengar, teori ini juga banyak “dimanfaatkan” oleh orang-orang malas untuk menjustifikasi kemalasannya dengan alasan kebutuhan fisik. Orang menjadi malas mengaktualisasikan potensinya atau bakatnya dengan menuding kemiskinan. Kemiskinan memang masalah, tetapi kalau orang tidak tergerak untuk menggunakan potensinya karena alasan miskin, ini lebih masalah lagi.
Hal ini pula yang menyebabkan kebanyakan karyawan hanya semangat kerja sewaktu awal-awal masuk saja. Karyawan baru itu pasti umumnya semangat karena kebutuhannya akan fisik, keamanan, dan harga diri (terbebas dari pengangguran) terpenuhi. Tapi begitu setahun berlalu, dinamika jiwanya menuntut perubahan baru, misalnya: ingin gaji lebih tinggi, ingin diperlakukan lebih istimewa, dan sebagainya.
Jadi, mari kita membalik teori Abraham Maslow maka semua kebutuhan kita yang dibawahnya akan terpenuhi secara otomatis
*** Efvy in Refleksi Diri ***
Sunday, March 15, 2015
Rahasia Supaya Selalu Beruntung
Kalau kita menelaah praktek hidup, keberuntungan itu bukanlah sesuatu yang sifatnya magis (irasional), tetapi lebih merupakan sesuatu yang sifatnya beyond rational. Karena itu, pengalaman salah satu mantan presiden Amerika, Thomas Jefferson pernah mengatakan: "Saya termasuk orang yang meyakini keberuntungan dan saya merasa bahwa semakin giat saya bekerja semakin banyak keberuntungan yang saya miliki."
Praktek hidup sudah membuktifkan bahwa keberuntungan itu lebih sering mendatangi seseorang yang mengandalkan usaha kerasnya ketimbang yang mengandalkan nasib baik saja.
Jadi, jika anda ingin selalu beruntung maka teruslah berusaha. Semakin giat anda bekerja keras semakin banyak pula keberuntungan yang mendekati anda.
*** Efvy, just sharing ***
Praktek hidup sudah membuktifkan bahwa keberuntungan itu lebih sering mendatangi seseorang yang mengandalkan usaha kerasnya ketimbang yang mengandalkan nasib baik saja.
Jadi, jika anda ingin selalu beruntung maka teruslah berusaha. Semakin giat anda bekerja keras semakin banyak pula keberuntungan yang mendekati anda.
*** Efvy, just sharing ***
Saturday, March 14, 2015
Gaya Berpikir
Setiap gaya berpikir memiliki kekuatan unik yang bisa kita
gunakan untuk memahami cara kita belajar dan melihat manfaat dari pemikiran
orang lain.
Pemikir Terstruktur
Pemikir Terstruktur memproses informasi dengan cara teratur
dan selangkah demi selangkah. Dunia mereka konkret dan nyata, terdiri dari
hal-hal yang bisa mereka lihat, sentuh, dengar, rasa, dan baui. Mereka perfeksionis
yang berorientasi pada detail dan belajar saat melakukan. PT jago dengan
tanggal, fakta, rumus dan daftar.
Pemikir Eksplorasi
Seperti pemikir terstruktur, pemikir eksplorasi hidup dalam
dunia yang konkret dan nyata. Tapi, perilaku mereka lebih tidak terstruktur dan
menyukai eksperimen. Mereka lebih kreatif dan terbuka pada lompatan intuitif,
dan bukan pendekatan PT yang selangkah demi selangkah. Saat mengerjakan proyek,
mereka kadang lebih asyik dengan proses daripada hasilnya. Kadang, mereka tak
menyadari waktu dan tak bisa menyelesaikan sesuai tenggat waktu, tapi mereka juga
mencari cara kreatif baru untuk bertindak dan suka mengeksplor ide-ide dan
sistem baru.
Pemikir Fleksibel
Pemikir fleksibel hidup di dunia perasaan dan emosi. Kebanyakan
orang menganggap PF sebagai “ramah”. Mereka perlu waktu untuk merenung dan
meresapi informasi baru sebelum membuat keputusan atau membentuk opini. PF
ingin melihat gambar keseluruhan sebelum masuk ke detail, dan mereka tak menyukai
lingkungan terstruktur.
Pemikir Logis
Pemikir logis hidup di dunia teori dan pemikiran. Mereka
senang menganalisis. PL sangat jago melakukan penelitian karena mereka bisa
menemukan ide dan informasi penting, terutama jika tertata dengan baik. Mereka berpikir
secara logis dan rasional serta mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kenapa, juga bagaimana, di balik segala hal.
Yang mana gaya berpikir Anda ???
*** Efvy, just sharing ***
Subscribe to:
Posts (Atom)