Setelah saya sadari selama ini, ternyata sukses itu mahal. Kata mahal di sini bukanlah sebuah istilah tetapi memang benar-benar layaknya harga sebuah barang. Mari kita cermati; untuk pintar kita harus membeli buku, untuk sehat Anda harus membeli treadmill, untuk jalan-jalan Anda harus punya uang dan sejuta hal lainnya. Lihat saja, biaya pendidikan saat ini.
Hmm...
Tidak ada makan siang gratis. Terdengar klise
Tapi itulah fakta hidup. Semua ada biayanya, ada harga yang harus Anda bayar.
Itulah tantangannya. Saya pernah mendengar pepatah barat yang cukup menarik:
If you want get more
You have to do more
and You have to pay more
Ya, jika kita memang ingin mendapatkan hasil yang lebih. Tentu saja kita harus berusaha lebih keras (do more), dan kita juga harus membayar (lebih). Untuk menjadi penyanyi misalnya, Anda harus ikut kursus/les vokal. Untuk mendapatkan pendidikan yang tertinggi S3 misalnya, hitung saja berapa banyak biaya yang harus Anda keluarkan.
Sekarang kita lihat kondisi ketika Anda sudah bisa menyanyi dan bahkan menjadi profesional, berapa bayaran yang Anda terima (get more), tinggi bukan. Saya juga tidak pernah melihat ada tamatan S3 yang jadi pengemis atau luntang-lantung.
Masalahnya bukan hanya terletak pada biaya, ada hal yang lebih mahal dari itu, yaitu KOMITMEN. Apakah dengan memiliki buku Anda bisa menjadi pintar, apakah hanya dengan memiliki treadmill Anda menjadi sehat? Tidak, bukan.
Komitmen Anda untuk belajar setiap hari, komitmen Anda untuk olah raga rutin itulah yang membentuk Anda menuju tujuan Anda.
Katakanlah Anda punya suara yang merdu, penampilan yang menarik, pengen jadi artis terkenal. Tapi ketika disuruh ikut audisi Indonesian Idol, AFI, KDI dan sebagainya. Banyak yang berkata "Malas ah, capek. Antrinya panjang, panas. Nanti lulus audisi harus tinggal lama di Jakarta dan sebagainya".
Kita memang bukan penakut, tetapi kebanyakan kita tidak mau bersusah payah untuk menggapai mimpi. Belajar setiap hari biar jadi dokter, les vokal saban waktu biar jadi penyanyi. Capek, bosan, dan melelahkan. Mendingan tidur di rumah, aman dan nyaman.
Banyak diantara kita yang awalnya semangat tapi ketika sudah mulai terasa capek dan lemah, aktivitasnya pun mulai berkurang. Mimpi pun mulai meredup.
Perhatikan, ada banyak anak-anak yang ingin jadi pemain sepak bola seperti idola kesayangannya, katakanlah Ronaldo atau Bambang Pamungkas. Ada banyak anak yang ingin jadi pemain bulu tangkis kelas dunia, katakanlah seperti Taufik Hidayat.
Awalnya anak Anda akan bersemangat untuk menjadi atlet. Tetapi ketika bertemu dengan latihan yang berat, disiplin yang keras, kita pun mundur perlahan-lahan.
Kebanyakan orang bertipe seperti ini. Mau pintar tapi tidak mau rajin belajar, mau kaya tapi tidak mau kerja keras. Mereka tidak mau memikul resiko, mereka tidak mau membayar harganya.
Ternyata sukses itu memang mahal harganya.
Pantaslah sebuah kesuksesan itu, kalau diibaratkan sebuah produk. Sukses adalah sebuah produk eksklusif, hanya orang-orang tertentu saja yang mampu memilikinya. Yaitu mereka yang berani memikul resiko, mereka yang berani capek, mereka yang bersedia kehilangan waktu santai, mereka yang siap kerja keras, dan mereka yang mau membayar harga untuk sebuah mimpi.
***Efvy in Refleksi Diri***
No comments:
Post a Comment
Give Your Comments.