Wednesday, December 16, 2009

Pebandingan Koneksi Internet Unlimited (Kisah Petualang Bandwidth)

Sebelum membaca posting ini. Perlu saya sampaikan bahwa artikel ini semua diambil berdasarkan pengalaman pribadi saya. Dan tidak ada maksud untuk menjelekkan sebuah produk juga tidak bermaksud menyampaikan/menyatakan bahwa sebuah produk itu bagus.
Baiklah, Mari kita mulai.

Part I
Awal pertama sejarahnya dulu, sekian tahun yang lalu untuk terkoneksi melalui internet sarana yang ada(yang saya gunakan) hanyalah warnet. Maklum zaman dulu untuk koneksi internet sarana yang bisa diandalkan hanya ISP saja. Jadi, mau tidak mau ya pakai warnet.

Part II
Setelah HP mulai masuk ke Indonesia dan agak-agak ngetrend yang digembar-gemborkan adalah teknologi WAP (saya dulu pakenya Siemens C35). Gembar-gembornya bagus buat data dan segala macam. Harus setting ini itu lah, toh konek juga gak, salah satu syarat dan ketentuannya harus cari lokasi dengan sinyal SUPER KUAT. Ujung-ujungnya saya kembali lagi ngandalin warnet. Warnet pun itu kudu terima mau lemot kek mau cepot yang punya warnet gak ada urusan yang penting konsumen bayar. Walaupun dulu buat menarik minat konsumen pakai sistem ngenet XX jam bonus teh botol atau snack atau apalah.

Part III
Masih di warnet juga, warnet mulai tumbuh dan persaingan mulai muncul. Banyak yang bernama Warnet Tercepat Sekota XXX. Tercepat, ter-quick (traktor kali), ter apalah. toh kecepatannya segitu-gitu juga. Disini Telkomnet Instan mulai masuk (saya tidak pakai, soalnya 1 jamnya lebih mahal daripada Warnet). Kita semua tahu lah berapa kecepatan telkomnet instan. Pada saat ini era warnet mulai muncul dengan promosi kecepatan 128 kbps, 256 kbps. Untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar cepat, angkanya macam-macam.

Part IV
Kebutuhan saya akan internet masih berlanjut, GPRS udah masuk. Oke deh, saya coba waktu itu saya pakai Simpati. Terus dihubungkan ke PC, kecepatannya cukup oke, kalau tidak salah 112/115 Kbps (maaf saya gak jelas pakai huruf K besar atau k kecil waktu itu). Dibanding warnet dan telkomnet instan cukup bagus. Hanya saja, untuk ngecek email di Yahoo: proses dari login ke Yahoo sampai daftar email di inbox plus ngebuka

Part V
Pada era ini, operator seluler mulai bermunculan. Salah satunya adalah Matrix pasca bayar. Waktu itu Matrix bisa makai internet sepuasnya dengan biaya (sebenarnya saya lupa), kalo gak salah per bulan Rp 75.000, - atau berapa gitu. Saya tidak makai matrix karena pasca urusannya agak ribet. Setelah sekian lama makai warnet, bosan juga. Nah, pada posisi ini hati saya tergerak untuk menggunakan Matrix. Namun, jujur saja saya terpipu dari program promosi pihak Indosat. Di Gramedia mereka nyebarin semacam kupon khusus bagi yang belanja Rp 75.000,- dapat kupon daftar Matrix GRATIS. Keesokan harinya saya menuju Galery Indosat, Ternyata kupon itu tidak ada bedanya dengan mendaftar Matrix atau Seluler Pasca bayar pada umumnya. Gak ada bedanya, sepertinya pihak Indosat hanya mau meningkatkan traffic ke tempat mereka saja. Berhubung saya sudah sampai disana, ya sudahlah coba aja ngajuin aplikasi. Pas, mau ngajuin mintanya Auto Debet lagi bayarnya. Ya udah sori ribet. Waktu itu pula si CS Indosat sempat ngomong layanan internet sepuasnya matrix akan berakhir dalam 2 bulan lagi. Padahal kalau waktu itu Matrix mau bermain disana (data internet) mereka bisa punya Samudra Biru. Mungkin lihat tetangganya kali gak ada yg jualan internet, jadinya tidak diteruskan.

Part VI
Kali ini Speedy sudah mulai masuk. Warnet mulai lagi gembar-gembor kecepatan. Kebetulan depan kos (dulu masih ngekos), menantunya ibu kos bikin warnet. Saya ikut nebeng dari sana saja. Saya bayarnya Rp 50.000,- untuk quota 50 MB. (Benar tidak salah tulis 50 Mega Byte). Buka Yahoo beberapa kali udah habis tuh quota. Waktu itu saya habisnya berapa ratus MB gitu. Nah, berhubung serumah oke deh, saya cukup bayar Rp 150.000,-. Habis itu saya gak lanjutin lagi. Berarti selama ini 1 MB = Rp 1.000,-
Warnet lagi. Kebanyakan warnet, ngaku2 kencang tapi sejak Part I sampai Part VI ini tidak ada peningkatan signifikan.

Part VII
Era 3G mulai berkeliaran di Indonesia, semua media menghebohkan 3G. Padahal gadget yang bisa support 3G saat itu satu pun gak ada. Sampai sekarang aja akhir 2009, area 3G masih terbatas. Termasuk saya yang tinggal di pinggir kota Semarang tidak dapat sinyal 3G.


Part VIII
Sekian tahun kemudian, saya koneksi internet menggunakan Fren (bayarnya per data), bisa habis duit banyak kalau make banyak. Untunglah yang bisa diandalkan mobile baru ini. Starone belum main disini waktu itu. Tidak berapa lama saya makai Fren. Nah, disinilah titik tonggakknya UNLIMITED-UNLIMITED (unlimitan). Telkomsel hadir dengan Telkomsel Flash Unlimited. Ya, baca brosurnya (kebetulan saya makai kartu Halo, dan dulu tiap tagihan ada buletinnya). Habis baca brosur saya dan teman langsung daftar di Grapari. Waktu itu saya ambil yang paket 512 Kbps. Teman saya yang 256 Kbps (Rp 125.000,-). Waktu ini pula lah, era modem GSM mulai lahir (dulu susahnya nyarinya). Pas pameran komputer, untung ada 1 yg jual. Dulu yang ada cuma Sierra kalo gak salah seri 875 dengan model PCMCIA, oke lah (kebetulan saya makai laptop). Lagian keren, slot PCMCIA tidak pernah dipakai. Info aja, PCMCIA sekarang udah musnah. Everything is USB. Masih, ingat Part sebelumnya, ditempat saya Sinyal 3G tidak mampir. Jadi, saya hanya merasakan nikmatnya GPRS. Kecepatan GPRS tapi bayarnya lebih dari itu. Kebetulan modemnya saya bawa ke kantor yang dapat sinyal 3G. Kecepatannya gak jauh beda, segitu-gitu aja. Sekitar 3 bulanan saya make flash 512, paketnya saya turunkan jadi 256 Kbps aja. fuhh....

Part IX
Sekian lama saya setia dengan Telkomsel Flash. Kegoyahan hati saya terusik dengan lahirnya Matrix (lebih tepatnya Reborn). Matrix dengan biaya Rp 100.000,- Flash Rp 125.000,- dengan kecepatan sama. Setelah saya pakai Matrix Unlimited 100rb. Lagi-lagi di rumah tidak ada 3G. Tapi masih lumayan ada sinyal EDGE (2,5G). Mau, Edge kek, mau 3G kek kalau kecepatannya udah kecil, ya pelan aja.

Part X
Saat ini saya sedang menduakan Flash dengan matrix. Supaya tambah mesra, saya pun tergoda untuk membeli sebuah antena penguat. Setelah searching dan juga baca beberapa pengalaman di blogspot. Oke, deh, saya beli antenanya dari Jakarta dan dikirim ke Semarang (jujur saja, saya beli antena ini pun gambling; siapa tahu gak dapat sinyal, siapa tahu sama aja; yang ternyata benar). Setelah antena saya beli, dan pasang. Lumayan Matrix kadang-kadang ada 3G kadang tidak. Lebih kadang-kadang lagi sering nerima sinyal gak jelas ada Lippo Telecom (Operator Jadul), Axis, 3. Wow...
Sewaktu ini pula, saya memutuskan Flash (berhenti langganan)

Part XI
Selang 2 bulan makai Matrix, ternyata dia tidak sebaik yang saya bayangkan (Rumput tetangga selalu lebih hijau). Koneksi matrix di tempat saya tidak stabil. Masih mendingan makai Flash, gak dapat 3G gak apa-apa deh. toh kecepatannya sama aja. Kali ini, Matrix yang saya putuskan, saya pun rujuk kembali dengan Flash (akadnya di Grapari). Back to Flash

eng ing eng

Part XII
Era CDMA hampir masuk. Diawali dengan StarOne, 125rb per bulan unlimited kecepatan 153 Kbps (Ini namanya CDMA 2000 1x). Oke deh, penjajakan dulu. Datangi galery Indosat (walaupun dulu pernah tertipu dengan kupon matrixnya). Kali ini saya coba PraBayar dulu (kebetulan untuk pasca bayar ada syaratnya). Oke deh, saya coba starone untuk 1 minggu (Rp 45.000,-). Di tempat saya, lumayan bagus (sebanding lah dengan Flash). Berhubung gembar-gembornya CDMA lebih stabil daripada GSM. Akhirnya saya pun mempersunting Starone (aplikasi yang pasca bayar). Tapi kali ini saya tidak mempoligaminya dengan Flash. Saya menceraikan Flash, itupun beralasan, kalau tidak salah sekitar September 2009 ada kasus apa gitu sehingga koneksi Telkomsel terganggung yang ujung-ujungnya quota paket flash yang semula (2 atau 3 GB saya lupa) turun drastis menjadi 500 MB, setelah itu kecepatan turun menjadi 64 Kbps). Lagi-lagi saya menceraikan Flash. Disini pihak Grapari sudah mengingatkan kali ini tidak bisa rujuk lagi. Karena paket yang 125 rb sudah tidak ada lagi. Minimal paketnya sekarang Kalo gak salah 500rb/bulan. Tapi, hati saya sudah yakin dan mantap untuk mengakhiri hubungan dengan Flash.

Part XIII
Sekarang masa-masa bulan madu dengan StarOne (karena hampir sama dengan Flash) jadi saya sudah terbiasa dengan kecepatan yang gitu-gitu aja. Selang, satu bulan mulai lah bermunculan Smart, Esia, Flexy, Fren. Saya akan menceritakan bagaimana kisah saya dengan masing-masing operator tersebut nanti.

Part XIV
Tak puas rasanya hati, dengan kecepatan yang segitu-gitu aja. Untuk pertama kali saya mencoba selingkuh dengan Esia terlebih dahulu. Saya datangi kantornya dan ngajuin aplikasi (ternyata prabayar). Oke deh, gak apa-apa buat test drive dulu. Hmm... stabilitas lebih bagus starone, kecepatan (jawab sendiri aja)... Satu minggu makai Esia, maafkan aku. Hubungan kita cukup sampai disini.

Part XV
Starone tetap setia mendampingi saya, walaupun dia tahu saya berselingkuh dengan Esia. hari-haripun saya lewati dengan indah bersama starone. Ada pameran komputer lagi, bersua lah saya dengan Smart. Ya, dia memang smart membohongi saya. Saya tergoda dengan hp 399rb internet unlimited 3 bulan. TIdak jauh beda dengan Esia, tapi saya ngeluarin duit lebih banyak daripada Esia. Benar-benar smart. Tapi waktu itu saya lihat Samudra biru ada di tangan Smart (hanya sesaat).

Part XVI
Flash udah cerai, Matrix udah meninggal, Esia udah putus, Smart udah lupa. Oiya, akhirnya HP smart itu saya berikan buat teman (kasian dia gak ada koneksi internet). Kebetulan Starone masih ada disamping saya. Starone memang setia, dia juga rela lobang (USB)-nya berbagi dengan smart. Sepertinya, sudah waktunya saya beralih ke Speedy (kebetulan rumah saya baru pasang telepon baru dapat jatah). Kebetulan pula Speedy turun harga, modem cuma 50rb. Saya daftar paket Family 195rb per bulan 384kbps. Setelah sekian lama petugasnya tidak kunjung datang ke rumah saya buat masang. Akhirnya saya ke Plasa Telkom, batalin aja deh ribete. Ada alasannya juga kenapa saya batalin, nanti akan ketemu. Kebetulan saya lihat ada Baliho gede Speedy+Telkomvision+Komputer 300rb/bulan. Wah, saya tertarik banget itu. Bahkan di TV ada iklannya. Saya coba hubungi 147, ternyata si Mbak yang ngangkat tidak tahu menahu soal promosi itu. Aneh, iklannya segede lapangan sepakbola depan kantornya. Ya sudah lah lupakan emang gak ada yang jelas di Indonesia.

Part XVII
Sewaktu saya batalin masang speedy lihat brosur Internet Unlimited Flexy. Sistem harian 2500 atau mingguan 15rb. oke deh, coba dulu ah. Saya coba harian secara koneksi masih lebih bagus starone. Tidak fair kalau ngetesnya cuma 1 hari. Saya lanjutkan Unlimited mingguan 15rb. Kali ini saya tidak bisa terkoneksi pesannya selalu "remote host, bla bla bla" Intinya saya gak bisa konek, 15rb lenyap. Selamat tinggal Flexy.

Part XVIII
Wow, starone masih setia menemani Anda. Ada pameran komputer lagi nih. Para operator CDMA mulai perang dengan EVDO Rev A. Ada Fren, Smart dan Ceria. Pertama-tama saya jajal Fren (yg 153kbps), to the point aja, jeleknya Fren kalau saya download file yang ukuran di atas 3MB misalnya 4MB menggunakan software IDM selalu saja Stop pada download 96% (dan tidak bisa diulangi, walupun sudah di Pause), kalo tidak pake IDM selalu stop pada posisi 13%. Asumsi saya sepertinya Fren membatasi data. Hal ini terbutki ada beberapa situs yang tidak bisa saya buka. Mungkin hal ini berhubungan dengan dengan adanya paket Mobi Fren yang khususu anak-anak yang tidak bisa membuka situs porno., terus secara tidak sengaja/sengaja dihubungkan ke Fren yang umumnya. Sebab, (bukan berarti saya buka situs porno) karena ada beberapa situs yang tidak mau kebuka salah satunya Yuwie.
Sudahlah Fren, kita tidak perlu Fren-frenan lagi. Muke lu jauh.

Part XIX
Sewaktu menggunakan Fren itu, saya lagi ngerjain desain web teman. Sedangkan Fren perangainya kayak gitu, saya butuh download sebuah file. Selalu gagal download. No More Fren. Berhubung hari malam dan saya butuh koneksi terpaksalah saya beli Flexy lagi, siapa tahu dulu ngambek dan sekarang udah baikan. Ternyata Flexy tidak berubah. Saya udah daftar internet unlimited pulsa udah kepotong tapi gak konek-konek juga. Sudahlah, saya tidak merekomendasikan Fren dan Flexy (pokoknya yg ada F-nya di depan gak deh). Oiya, sewaktu saya makai Fren saya langsung memutuskan hubungan dengan starone. Tidak perlu saya ceritakan kejadian di galery indosatnya yang tidak profesional, pertama masuk sistem buat ngambil antri gak bisa, sama cs-depan (awal masuk) saya disuruh langsung ke meja cs starone. sampe disana ditanyain no antri, saya jelasin cs sono bilang gak usah. Mbaknya terima saya disuruh bayar dulu ke kasir lagi2 ngomong lgs aja gak perlu no antri, saya ke kasir. kasirnya nolak, gak ada nomor antri katanya. saya balik lagi meja cs so (singkatan starone), trus mbaknya pergi ngambil no antri, balik lagi ke kasir saya bayar, balik lagi ke cs so, gak jelas apa ada tagihan lagi, mbok yo ngomong yg jelas mbak, saya balik lagi ke kasir bayar lagi mbak yg kasir yg mau dibayar apanya (gak ada tagihan), saya bilangin mbak cs so ngomong bagian kasir iru 'emang goblok' gak tahu sistem so. dia bingung saya juga bingung, akhirnya kasir nelpon cs so bayar apaan, di awal saya udah bilang mau nutup so. kasir bilang tagihan cuma itu, cs so bilang ada tagihan 'sama-sama goblok kali'. Nah, kesepakatannya saya deposit 125rb. ya sudah deh, yg penting beres, balik lagi ke cs so. males ah ceritain kebobrokannya. Jujur aja, saya agak emosi sih bolak-balik gak jelas. untung saya orangnya sabaran :-). Awal perkenalan dg Indosat (Matrix) dibohongin, pas mengakhiri direpotin, gak lagi deh berhubungan dengan Indosat.

Part XX
Back to topik, sampai disini saya sudah coba macam2. Oya, sebelum makai matrix saya sempat makai Broom Unlimited (saya pakai sebulan aja, masih mendingan Flash waktu itu). Kini saya lebih milih antara Cera, Smart, dan Fren (CDMA EVDO Rev A). Ingat semua CDMA sebelumnya adalah 1x, belum Rev A. Baik Fren, smart dan ceria modemnya udah di inject saya tidak bisa gonta-ganti kartu. Ditempat saya tidak dapat sinyal EVDO (saya tanya sama masing2 operator). Untuk Fren gak lagi deh dah kapok. Smart udah pernah pake dulunya ya gitu-gitu aja. Hanya Ceria yang berani ngasih solusi masang antena luar dengan nambah 125rb. Oke, deh saya harap semuanya bisa berakhir dengan Ceria. Nah, ini juga yang menjadi alasan saya batalin masang Speedy, kecepatan speedy hanya 384kbps 195rb/bulan sedangkan Ceria Up to 3,1 Mb 200rb/bln beda 5rb. Ya saya pilih ceria aja, lagian bisa mobile.

Wow semuanya ada 20 bagian, sekarang ini kesimpulannya.
  • UNLIMIT itu hanya bahasa Marketing. Kita harus tahu dulu unlimited-apanya.
  • Yang pasti itu Unlimited waktu (TIme), sebab dulu ada paket dengan sitem TIME BASED. Nah ini dia yang diberikan operator sekarang.
  • Unlimited Quota, belum tentu. Kalau ngomongnya kalau udah make sekian kecepatan diturunkan berarti gak unlimited. sama aja sitem quota, hanya saja kita tidak perlu nambah apabila kelebihan quota.
  • Unlimited kecepatan. Kalau yg ini benar-benar tidak bisa dipercaya. Katakanlah koneksi UP TO 1Mbps. Ingat di depannya ada kata UP TO. Ibarat kata, sebuah speedometer pada kendaraan, misalnya pada motor kecepatan maksimal 140 Km/jam apa pernah kita bawa motor dg kecepatan segitu. tentu tidak kan. Jadi hati-hati dengan kecepatan mencapai XX, belum lagi hujan, angin, bahkan untuk yg 3,1 M sangat jarang mencapai setengahnya alias 1,5M gak ada. Dengan kecepatan 3,1M dapat maksimalnya 700 Kbps, apalagi 512, 256, 153 sudah jelas jauh di bawah itu. Sebab selama saya makai Flash, Matrix, Esia, Starone, Smart, Fren, Flexy. Ngeliat angka 100kbps aja tidak pernah.
  • Itulah alasan saya kenapa tidak melanjutkan Flash/Matrix yang kecepatannya lebih besar dari 512kbps misalnya. Itu hanya kecepatan maksimal, kalau 3,1 aja jadinya 700kbps apalagi yg dibawah itu.
Ingat, kasus di atas hanya menimpa saya. Semoga saja tidak menimpa Anda, apalagi Anda yang tinggal rumahnya lalu lintas data lancar, sinyal bagus.

Harapan saya sekarang hanya ada pada ceria. Semoga saja berakhir dengan ceria pula.
Apakah hubungan saya dengan ceria akan berkahir tragis atau hanya indah sesaat, ataukah bahagia selama-lamanya.




No comments:

Post a Comment

Give Your Comments.